Aku kamu, dan jarak adalah tim solid yang nantinya akan membawa kisah indah bagi kita, yaitu pernikahan. 24. Yang jauh hanya pijakan bukan perasaan. Yang berjarak hanyalah raga bukan rasa. 25. Merindukanmu itu seperti hujan yang datang tiba-tiba dan bertahan lama. Dan bahkan setelah hujan reda, rinduku masih terasa.
Suaraitu keluar dari rongga hati Suara itu berkeliaran di mall - mall Suara itu adalah pernyataan sikap Rakyat Indonesia selalu memelihara suasana hubungan yang membuat pemerintah merasa mantap bahwa ia sungguh-sungguh diperlukan oleh rakyatnya. Rakyat Indonesia selalu bersikap seolah-olah ia membutuhkan pemerintahnya, presidennya,
HUBUNGANEMOSI DENGAN KESEHATAN. 90% penyakit yang biasa diderita oleh orang pada zaman sekarang ini, ada kaitannya dengan gangguan emosional. (Sejumlah dokter terkemuka) Dalam pola hidup yang diwarnai oleh keadaan terburu-buru, saat-saat menunggu menjadi sangat menyebalkan. Tetapi dalam pola hidup sederhana, kita dapat
Melaluipengalaman ini, saya percaya Allah masih berbicara sampai hari ini, dan kita dapat mendengar suara-Nya dengan jelas, sehingga kita benar-benar dapat mengutip perkataan-Nya. Pewahyuan Allah secara umum dinyatakan kepada seluruh manusia melalui ciptaan-Nya. Tetapi pewahyuan khusus dinyatakan melalui firman-Nya.
Tidaksatu pun suara makhluk yang luput dari pendengaran-Nya. Dia mampu mendengar semua yang ada di seluruh penjuru langit dan bumi. Sekecil apa pun suara, Allah Swt. pasti mendengarnya. Bahkan, Allah Swt. dapat mendengar suara hati manusia. Firman Allah swt yang artinya.Dan Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui. (Q.S. al-Ma’idah:
surat an najm ayat 39 42 latin dan artinya. Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Hati nurani adalah suara Tuhan yang dititipkan pada kita. Suara hati nurani tidak pernah bohong, dusta, dan salah. Perbuatan yang dilandasi suara hati selalu positif, tidak pernah melanggar norma-norma kehidupan. Perbatan itu akan selaras dengan norma sosial, norma hukum, dan norma agama. Karena itu, bila kita bertindak sesuai dengan hati nurani maka kedamaian dalam hidup yang kita dapati. Sebaliknya, kalau kita bertindak bertentangan dengan hati nurani, yang kita dapati adalah kegundahan. Rasakan saja pada saat kita akan bertindak/berbuat, misalnya mau menipu orang, pasti di hati kita terjadi sebuah tarik menarik untuk melakukan perbuatan itu atau tidak. Di saat kita bisa bertindak sesuai dengan hati nurani, maka yang terjadi pasti kita mengurungkan niat untuk menipu itu. Tetapi, kalau kita tetap melakukan perbuatan/tindakan itu, maka kita berbuat bertentangan dengan hati nurani. Perbuatan kita yang demikian sudah dilandasi dengan NAFSU. Pada saat yang demikian sebenarnya hati nurani kita menangis, bersedih. Demikianlah kiranya. Maka dari itu, marilah kita bertindak dan berbuat sesuai dengan hati nurani biar kehidupan ini menjadi damai. Lihat Sosbud Selengkapnya
Apa hubungan suara hati dengan Allah apa konsekuensinya - Apa Suara Hati Itu PDF Biasanya, hati nurani akan menyuruh kalau perbuatan itu baik Ketaatan kepada suara hati atau ketaatan kepada Allah itu perlu Biasanya, hati nurani akan menyuruh kalau perbuatan itu baik Hubungan suara hati dengan allah dan konsekuensinya Tulung… saya . yg jwb saya like + Follow no fake - hubungan suara hati dengan allah dan konsekuensinya - Hati nurani dapat berperanan sebelum suatu tindakan dibuat Suara hati itu selalu menyerukan kepadanya untuk mencintai dan melaksanakan apa yang baik, dan untuk menghindari apa yang jahat Martabatnya ialah mematuhi hukum itu, Tugas ! 4.apa itu suara hati?Bagaimana cara kerja suara hati?apa hubungan suara hati dengan - Jawaban Cepat Apa Fungsi Suara Hati Berkaitan Dengan Persoalan Dalam Masyarakat? - Hotel di Indonesia Rekreasi organisasi Agar kita setia pada kehendak Allah kita perlu bersatu dengan Roh Kudus dan mengandalkan kekuatannya • Kerja suara hati dapat ditinjau dari berbagai segi Segi waktu 1 Agar kita setia pada kehendak Allah kita perlu bersatu dengan Roh Kudus dan mengandalkan kekuatannya • Kerja suara hati dapat ditinjau dari berbagai segi Segi waktu 1 Agar kita setia pada kehendak Allah kita perlu bersatu dengan Roh Kudus dan mengandalkan kekuatannya • Kerja suara hati dapat ditinjau dari berbagai segi Segi waktu 1 K10 bs katolik_sma kelas x kurikulum Tugas presentasi agamagereja K10 bs katolik_sma kelas x kurikulum LKPD Agama Katolik worksheet Agar kita setia pada kehendak Allah kita perlu bersatu dengan Roh Kudus dan mengandalkan kekuatannya • Kerja suara hati dapat ditinjau dari berbagai segi Segi waktu 1 Menghayati Peran Suara Hati dalam Kehidupan Sehari-hari Baca dan renungkanlah bacaan berikut ini dalam suasana hening Suara hati adalah tempat dimana Allah membisikkan apa yang boleh kita lakukan dan apa yang tidak boleh kita lakukan Agar kita setia pada kehendak Allah kita perlu bersatu dengan Roh Kudus dan mengandalkan kekuatannya • Kerja suara hati dapat ditinjau dari berbagai segi Segi waktu 1 Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti Menjalin Hubungan “LDR” dan Konsekuensinya Halaman 1 - ANALISIS PERAN HATI NURANI DALAM SURAT-SURAT PAULUS DAN ETIKA KRISTEN Permasalahan Seputar Surat Yunus Ayat 44 Republika Online Mengucapkan Talak Karena Emosi atau Canda, Ini konsekuensi Hukumnya Buku ajar mata kuliah wajib umum pendidikan agama kristen perguruan t…
PENDAHULUAN “Semua orang, yang dipimpin Roh Allah, adalah anak Allah. Roh itu bersaksi bersama-sama dengan roh kita, bahwa kita adalah anak-anak Allah.” Roma 8xiv,16 Pada zaman ini, begitu banyak orang yang mengatakan dipimpin oleh Roh Kudus, tetapi tidak pernah mengerti artinya memikul salib bagi Tuhan. Rekan saya, Pdt. Stephen Chiu, memberikan satu kesaksian yang indah tentang seorang pendeta yang karena jelas akan pimpinan Roh Kudus, pergi ke pulau Hainan dan memberitakan Injil di sana. Tetapi pemerintah Komunis sangat tidak menyenanginya dan menganiaya dia. Pada saat demikian, ia tidak berhenti melayani, sekalipun banyak orang Kristen yang ketakutan sehingga akhirnya mengalah dan dengan genderang berjalan di jalanan sambil berseru, “Binasalah Kekristenan…jayalah Komunisme, Yesus tidak ada…” Pendeta ini tetap melihat Alkitab tidak pernah memperbolehkan orang Kristen berbuat demikian, maka ia tetap menolak. Akibatnya ia dipenjarakan selama 15 tahun. Ketika ia dipenjarakan, Ia tidak menggerutu kepada Tuhan, mengapa ketika menjalankan kehendak Tuhan ia mengalami hal sedemikian. Ia tetap giat melayani di dalam penjara, sehingga banyak orang yang mengenal Tuhan di dalam penjara itu. Sekeluar dari penjara ia semakin giat melayani Tuhan. Inilah orang yang betul-betul mengerti pimpinan Roh Kudus. Ketika orang Kristen menjalanklan kehendak Tuhan, di mana pun ia ditempatkan, ada orang di ditu. Di penjara ada orang, di padang belantara pun ada orang. Di mana pun kita berada, kita dapat melayani orang. Tema ini merupakan tema yang unik dan merupakan lanjutan dari tema-tema sebelumnya. Tetapi dari tema ini, kita akan memberikan perhatian yang lebih kepada hal yang kedua, yaitu “suara hati nurani”. Siapakah orang Kristen? Orang Kristen adalah satu-satunya golongan manusia yang diberi Roh Kudus, untuk mendampingi dan berdiam diri di dalam dirinya selama-lamanya. Maka kemudian Roh Kudus dan roh kita akan bersaksi bersama-sama bahwa kita adalah anak-anak Allah. Betapa indahnya! Lalu, bagaimana kita membedakan orang yang di dalamnya ada Roh Kudus dengan yang tidak? Mungkinkah orang yang tidak memiliki Roh Kudus menjadi lebih suci dibanding dengan orang yang memiliki Roh Kudus? Seharusnya tentu tidak. Mungkinkah orang yang tidak memiliki Roh Kudus lebih bijaksana dari orang yang memiliki Roh Kudus? Seharusnya tidak. Tetapi justru kita melihat gejala yang aneh, di mana pendeta-pendeta yang seringkali berkhotbah tentang Roh Kudus, justru hidupnya tidak kudus, keuangannya tidak beres, kehidupan seksualnya tidak keruan dan penuh dengan skandal. Berarti ada sesuatu yang salah. Kita melihat ada banyak yang perlu dikoreksi dan dibereskan. Bagaimanakah kita dapat mempertanggung-jawabkan hal-hal seperti itu? Orang yang bukan Kristen adalah orang yang tidak didampingi oleh Roh Kudus, dan kadang-kadang diganggu oleh roh Setan. Orang Kristen mungkin rohnya diganggu oleh roh Setan, tetapi Roh Kudus akan mendampingi dan memberi kekuatan kepadanya. Maka orang Kristen seharusnya memiliki kesukaan yang penuh dengan kesadaran bahwa Roh Kudus diberikan dan dimeteraikan di dalam hati mereka. Roh ini akan bersaksi bersama dengan roh kita bahwa kita adalah anak-anak Allah, sehingga memberikan kekuatan untuk melawan godaan, kutukan dan tuduhan roh Setan. Manusia adalah satu-satunya golongan manusia yang diberi Roh Kudus, di mana Roh Kudus berdiam di dalam manusia yang juga memiliki roh. Roh manusia ini memiliki fungsi, yaitu moralitas, sehingga di sini hati nurani merupakan suara dari roh, bukan roh Allah, tetapi suara dari roh yang dicipta oleh Allah. Ini sebabnya, kita perlu menyelesaikan beberapa pengertian yang penting mengenai hati nurani ini. Untuk itu, kita harus memikirkan, apakah faedah, keuntungan dan apakah saya dapat dianggap sebagai orang yang memiliki Roh Kudus? Di dalam Alkitab ada dua orang, yaitu one Yusuf; dan 2 Daniel. Mereka berdua dipenuhi oleh Roh dari Tuhan Allah. Dan oranmg kafir melihat mereka berbeda dari orang lain secara umum. Perbedaannya adalah a mereka memiliki bijhaksana yang luar biasa, juga b mereka bekerja dengan sangat setia, teliti, dan c kehidupan mereka sangat beres dan suci. Ketiga ciri ini menjadikan orang luar langsung dapat menilai bahwa ada Roh Allah di dalam dia. Demikian pula orang-orang menilai Daniel. Kalau ia pergi ke kantor, maka pekerjaannya, kesetiaannya, ketelitiannya sangat akurat dan teratur. Hal ini membuat orang hormat padanya. Juga cara dia mengerti sesuatu dan menjawab sesuatu. Jawabannya selalu penuh kebijaksanaan. Maka tentulah hal itu dari Tuhan. Ditambah lagi, kehidupannya suci dan tidak berkompromi. Ketikla isteri Potifar kesepian, dan melihat ada “director” suaminya yang muda dan ganteng, maka ia mulai merayu Yusuf. Berhati-hatilah para isteri, ketika ditinggal pergi oleh suami janganlah melirik kiri kanan. Demikian juga para pegawai, jangan mau dirayu oleh isteri boss, tetapi usirlah dia seperti mengusir setan! Tidak peduli setelah itu Saudara akan dipecat atau dikucilkan. Ketika Yusuf dirayu, ia tidak melihat itu sebagai “kesempatan emas” untuk berkolusi dengan istri boss, atau mendapatkan kemungkinan promosi jabatan; tetapi sebagai seorang yang dipenuhi oleh Roh Kudus, ia mengatakan “Bolehkah saya berbuat dosa yang besar ini dan berbuat salah di hadapan Tuhanku?” Catatan ini merupakan catatan Alkitab yang memiliki standard moral yang paling tinggi di dalam Perjanjian Lama, sebelum Taurat diberikan. Siapakah Yusuf? Di zaman Yusuf belum ada Hukum Taurat, belum pernah ia mengikuti kebaktian setiap minggu, dan ia tidak memiliki kesempatan seperti Saudara, di mana Saudara dapat senantiasa mendengar khotbah dan diajar dengan firman Tuhan. Ia hanya mengetahui takut kepada Allah. Sebelum ada Taurat, sebelum ada aturan-aturan Taurat, sudah ada seorang anak muda yang mengerti bahwa berdosa bukanlah kepada pimpinan atau kepada suami yang isterinya menyeleweng itu, bukan juga berdosa kepada diri sendiri atau keluarga, tetapi berdosa kepada Allah. Konsep ini begitu jelas dalam diri Yusuf. Dengan tegas ia mengatakan “Bagaimanakah mungkin aku melakukan kejahatan yang besar ini dan berbuat dosa terhadap Allah?” Kejadian 399. Ketika Saudara menendang orang, lalu minta maaf kepada dia, sebenarnya Saudara sedang bersalah bukan hanya kepada dia, tetapi kepada Allah, karena orang itu dicipta oleh Allah dan adalah milik Allah. Dan Yusuf juga jelas bahwa tidur dengan perempuan yang bukan isterinya secara sah adalah kejahatan yang besar! Sekarang ini, berapa banyak orang yang sudah pergi mencari pelacur masih berani menjadi majelis; berapa banyak orang yang sambil berzinah berani berkhotbah, bahkan menjadi pendeta. Itu berarti, apa yang mereka katakan sebagai “Roh Kudus” adalah kata yang sia-sia. Di mana sungguh-sungguh ada Roh Kudus, di situ terdapat kekudusan, karena Roh Kudus adalah Roh bijaksana, Roh yang memberikan tanggung jawab, dan Roh yang memberikan kesucian dan mendorong kita untuk hidup kudus. Ada orang yang mengatakan Stephen Tong tidak mempunyai Roh Kudus karena tidak dapat berglosolalia, tidak dapat membuat orang terjatuh atau tertawa, atau karena doanya tidak gemetar. Itu semua teori buatan manusia. Sekarang sudah waktunya teori-teori demikian harus kita buang, karena doktrin-doktrin semacam itu tidak berdasarkan Alkitab. Gejala seperti ini dimulai sekitar 30 tahun yang lalu. Mereka mengatakan bahwa gereja jangan terlalu mengajarkan doktrin, tetapi tidak ada pengalaman. Tetapi justru karena doktrinnya tidak beres, semua pengalaman itu harus dibuang. Kita harus kembali kepada doktrin yang benar. Yusuf dan Daniel adalah orang-orang yang dipenuhi oleh Roh Allah. Hal itu menyebabkan mereka berul-betul bertanggung jawab. Apa yang dikatakan dilaksanakan. Mereka tidak sembarangan berkata lalu pelaksanaannya kacau luar biasa. Berani berjanji lalu tidak menepati. Orang yang memiliki Roh Kudus tidak demikian. Orang yang memiliki Roh Kudus adalah orang yang hidupnya bertanggung jawab dan hidup kudus, karena Roh Kudus adalah Roh yang memberikan ketertiban dan Roh yang tidak mau di mana ia berada di situ tercemar dengan kenajisan. Itulah alasan tema ini sangat penting. —————- BAB 1 MANUSIA DAN HATI NURANI 1 “Roh Manusia adalah pelita Tuhan, yang menyelidiki seluruh lubuk hatinya.” Amsal 2027 Banyak orang ingin mengetahui hal-hal apakah yang ingin dibahas di dalam tema ini. Tema ini herndak membicarakan bagaimana kita dapat membedakan suara dari Tuhan, suara diri sendiri, atau suara Setan. Sebenarnya intinya adalah ketika manusia dicipta dengan hati nurani, bagaimana seharusnya ia hidup di dalam dunia ini, sehingga ia dapat memiliki pegangan dan arah yang menuju kepada kekekalan dengan bertanggung jawab. Roh Kudus, suara hati nurani dan Setan menyangkut tiga nama yang memiliki oknum yang betul-betul hidup. Roh Kudus adalah Oknum Ke-tiga dari Allah Tritunggal. Roh Kudus adalah Roh yang hidup dan yang menghidupkan. Roh Kudus adalah Roh pemberi hidup dan pemberi hidup kembali. Hidup yang pertama berasal dari Roh Kudus dan hidup baru pun berasal dari Roh Kudus. Roh Kudus adalah Roh yang kekal. Maka Ia diletakkan di posisi yang pertama dalam tema ini. Kita tidak boleh dan memang tidak mungkin menyetarakan Roh Kudus dengan hati nurani dan Setan. Di sini Roh Kudus mempunyai peranan yang penting dan yang paling penting, karena Dia adalah satu-satunya yang ber-Oknum dengan sifat ilahi. Oknum ini adalah Pencipta dan tidak dicipta. Hati nurani dan Setan adalah ciptaan. Hati nurani berada di dalam pribadi manusia, dan Setan juga adalah satu pribadi. Memang hati nurani bukan satu-satunya yang berada di dalam pribadi manusia. Pribadi manusia memiliki banyak aspek yang lain, namun hati nurani merupakan salah satu aspek yang berada di dalam diri manusia. Hati nurani bukan Allah dan tidak bersifat ilahi. Jika Roh Kudus adalah Pribadi, maka hati nurani berada di dalam pribadi. Hati nurani berada di dalam jiwa yang kekal, tetapi ia tidak bersifat dari kekal sampai kekal. Ia berawal ketika dicipta dan tidak pernah berhenti bereksistensi sampai pada kekekalan. Setan juga adalah pribadi yang dicipta. Ia adalah roh yang jatuh, yang gagal dan roh yang tidak taat kepada Tuhan. Maka terjadilah pencampakan yang dilakukan Allah terhadap Setan. Setan dibuang dari tempat kemuliaan yang terhormat, kepada condition kehinaan dan penghukuman yang selama-lamanya tidak pernah dipulihkan oleh Tuhan. Jelas bahwa Setan tidak memiliki sifat ilahi, ia adalah ciptaan. Setan tidak serupa dengan Allah sebagai Pencipta, ia adalah ciptaan. Tetapi Allah bukan dari semula mencipta Setan sebagai Setan. Pada mulanya ia adalah makhluk rohani yang memiliki kekekalan mulai dari saat penciptaannya. Ia bersifat roh, maka tidak mempunyai titik henti atau titik akhir dari keberadaan Setan. Ia dicipta sebagai penghulu malaikat, tetapi yang kemudian tidak taat, sehingga statusnya diturunkan oleh Tuhan. Keadaan ini sangat berbeda dari keadaan manusia, yang pada awalnya dicipta oleh Tuhan, sehingga pada saat kita jatuh, berbeda dari kejatuhan Setan. Kejatuhan malaikat adalah kejatuhan tanpa adanya penggoda. Kejatuhan manusia ada penggodanya. Perbedaan ini merupakan perbedaan yang sangat besar. Di dalam pribadi kita sebagai pribadi yang dicipta sebagai peta dan teladan Allah, kita berkaitan dengan dunia rohani. Maka, pertama, itu memungkinkan adanya suara Tuhan yang kita ketahui, karena Allah telah mewahyukan firman-Nya di dalam Kitab Suci Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Kedua, kita juga mungkin mendengar suarta dari hati nurani kita sendiri, yang membentuk suatu dialog antara diri dengan diri. Ketiga, kita juga mungkin mendengar suara Iblis yang melawan Tuhan, yang menjadi penggoda manusia. Di satu aspek ia menentang Allah dan di aspek yang lain ia mau menjatuhkan manusia. I. KEUNIKAN MANUSIA Mengapa kita disebut manusia? Manusia disebut manusia, karena manusia berbeda dari segala makhluk yang lain. Tetapi dalam hal apakah manusia berbeda dari makhluk yang lain? Dari kemampuan mata, kita mungkin kalah dari anjing; dari kekuatan fisik, mungkin kita kalah dari gorila atau gajah. Kemampuan telinga kita kalah dari kucing atau tikus; penciuman kita kalah dibandingkan ikan Salmon. [Dengan penciuman yang sangat tajam, ikan Salmon mampu membedakan komposisi air laut yang hanya seperjuta persen bedanya. Hal itu yang menyebabkan ia dapat kembali dengan tepat ke danau atau kolam di mana dulu ia dilahirkan. Di tengah lautan Pasifik yang luas, ia dapat menemukan jalan kembali melalui sungai yang tepat di danau di tengah daratan di mana ia dulu dilahirkan.] Di tengah-tengah zaman Mail-modernisme sekarang ini, kehebatan binatang seperti di atas banyak ditonjolkan. Seperti kemampuan anjing yang dapat pulang kembali ke rumah setelah berpisah beratus mil jauhnya, atau pun gejala-gejala binatang lainnya, untuk menghilangkan perbedaan unik antara manusia dengan binatang. Dengan cara itu teori-teori manusia tidak lagi terlihat hebat, karena binatang-binatang pun memiliki pikiran, analisis intelek dan bahasa yang tidak kita ketahui. Dengan demikian, iman Kekristenan akan digeser dari akarnya satu-persatu tanpa disadari. Banyak orang yang tidak mengerti tipuan ini, hanya melihatnya sebagai sesuatu yang lucu; padahal sebenarnya perbedaan antara manusia dan binatang sudah dilunturkan. Kalau perbedaan-perbedaan itu sudah lepas, manusia tidak lagi perlu beriman kepada Tuhan, karena semua sama. Tetapi manusia berbeda dari binatang! Meskipun secara fisiologis atau semua reaksi-reaksi fisiologikalnya mirip, binatang tetap berbeda dari manusia. Memang kalau binatang dapat sakit perut seperti manusia sakit perut, dan binatang ketika sakit dapat diberi obat manusia dengan dosis berbeda tentunya dan menjadi sembuh. Tetapi binatang adalah binatang dan manusia adalah manusia. Manusia bukan binatang, dan binatang bukanlah manusia. Apa yang membedakannya? Perbedaannya adalah adanya satu unsur yang berada di dalam diri manusia. Unsur ini memiliki banyak aspek, di mana tidak satu pun dari aspek-aspek tersebut yang terdapat di dalam binatang. Keunikan manusia ini harus dipelihara, karena jika kita tidak memelihara keunikan ini, kita sendiri yang menurunkan derajat diri kita seperti binatang, atau menaikkan binatang setara dengan kita, dan pada akhirnya kita telah menolak prinsip Alkitab tentang kehormatan dabn kemuliaan manusia. Mazmur 8 menegaskan, bahwa Allah telah menciptakan manusia dan memahkotai manusia itu dengan kemuliaan dan hormat. Manusia diberi kemuliaan dan hormat. Mengapa manusia diberi kemuliaan dan hormat? Apakah kemuliaan dan hormat itu? Sebenarnya semua ini menunjuk kepada apa yang dicantumkan di dalam Kejadian i26-27 “Manusia dicipta menurut peta dan teladan Allah.” Manusia mirip Allah, karena di dalam diri manusia ada unsur yang menjadikan kita mirip dengan Tuhan, sehingga di dalam kemiripan itu terjadilah aspek-aspek yang tidak terdapat pada binatang. Kita memang dicipta seperti Tuhan, namun seringkali dalam hidup kita sehari-hari kita tidak seperti Tuhan, tetapi seperti hantu. Kita seringkali membuat orang lain takut, hidup kita tidak menjadi berkat bagi orang lain. Seringkali kita mengutuk orang lain dan membuat dunia lebih kacau, lebih immoral dan lebih najis, dan lebih jauh dari Tuhan. Kalau hidup kita tidak seperti Tuhan, kita tidak mencapai target yang ditentukan oleh Tuhan. Inilah dosa hamartia – bahasa Yunani, yang berarti tidak mencapai sasaran. Ketika manusia tidak mencapai sasaran seperti yang Tuhan tetapkan, maka Tuhan menyebut dia sebagai orang berdosa. Kita berdosa, berarti kita tidak mencapai sasaran, tidak mencapai tujuan yang ditetapkan oleh Tuhan. Jadi, bagaimana seharusnya manusia hidup? Manusia harus hidup bukan menurut standar yang ditentukan oleh ayah. Terkadang ayah atau ibu terlalu rendah standarnya. Karena Tuhan Allah lebih tinggi dan lebih mengerti standar manusia dibandingkan dengan ayah atau ibu, maka kita harus menemukan bagaimana kita harus hidup seturut kehendak Tuhan. Kita harus hidup sesuai dengan sasaran yang ditetapkan oleh Tuhan Allah bagi kita. Peta dan teladan itu membuat kita mirip dengan Tuhan, tetapi kita tidak mungkin mirip dengan Tuhan secara jasmaniah, karena Allah tidak bertubuh jasmani. Alkitab mengajar kita bahwa Allah adalah Roh. Kemiripan kita dengan Pencipta kita harus dimengerti dari unsur rohaniah. Maka kita secara rohani harus menurut peta dan teladan Allah. Kita harus secara spiritual seperti Allah. Maka, jika manusia tidak memiliki unsur rohani, tidak mungkin manusia dapat mirip Allah yang adalah Roh. Itu sebabnya, manusia dicipta sebagai makhluk yang bersifat rohaniah, yang berbeda dari makhluk-makhluk lainnnya. Ada orang yang mengatakan, bahwa bukankah manusia memiliki jiwa, dan jiwa itu bersifat rohani? Benar! Lalu binatang-binatang juga memiliki jiwa dan jiwa mereka juga bersifat rohani. Betul. Tetapi jiwa mereka tidak memiliki unsur peta dan teladan Allah, sehingga jiwa mereka tidak mungkin mirip dengan Tuhan Allah. Manusia adalah satu-satunya makhluk yang memiliki kemungkinan mirip dengan Tuhan Allah. Jika kita dapat menemukan kunci pengertian ini, kita akan menjadi menusia yang indah, tetapi jika tidak menemukannya, kita dapat menjadi lebih celaka dari binatang. Seorang sastrawan yang bertemu dengan saya di Amerika Serikat baru-baru ini, mengatakan bahwa jikalau manusia tidak mencapai apa yang harus ia capai, kemudian dihina orang dengan perkataan, “Ih, jahat sekali orang itu, hidup seperti binatang.” Kalimat itu dianggap tidak adil. Lalu saya bertanya kepada dia, mengapa ia menganggap itu tidak adil. Dia memberi penjelasan yang sangat mengejutkan saya. Ia mengatakan “Janganlah menghina binatang. Binatang tidak buas seperti yang kita pikirkan. Kalau seseorang membantai orang, ia melakukan itu karena membalas dendam dengan alasan yang tidak memadai. Demikian juga sama halnya dengan orang yang suka menyedot uang orang lain tidak habis-habisnya untuk memperkaya diri sendiri. Itu kurang ajar sekali. Binatang tidak demikian. Binatang yang makan kenyang, tidak akan mengganggu lagi dan tidak serakah. Ia hanya mau mengisi sifat jasmaniahnya saja, tidak lebih dari itu. Maka kalau memaki orang dengan mengatakan buasnya seperti binatang, kalimat itu bersifat tidak adil terhadap binatang. Karena binatang tidak sebuas itu.” Ketika manusia kehilangan sifat kemanusiaannya manship, ia bukan seperti binatang, tetapi non-manusia. Pada saat manusia menjadi bukan manusia, ia mungkin akan jauh lebih jahat dari binatang, karena bagaimana pun galaknya, binatang tidak memiliki pikiran yang lebih pandai dari manusia. Maka ketika kepiting menggigit, ia tidak memiliki strategi untuk mengorganisir satu serangan, dengan berbagai tipuan yang licik, strategi-strategi yang jahat. Yang menjadikan manusia memiliki sifat kemanusiaan itu adalah aspek-aspek yang sangat banyak sebagai ekstensi dari unsur rohaniah, yang merupakan peta dan teladan Allah tersebut. Di dalamnya terdapat aspek-aspek seperti kekekalan, kebebasan, rasio, moral, kesadaran eksistensi diri, sifat relatif antara diri dengan diri, dll. Semua ini merupakan tema-tema yang sangat besar. Karena Allah adalah Tuhan, maka manusia juga diberi sifat kebebasan, bagaikan “tuhan kecil” di tengah-tengah ciptaan di dunia ini. Maka manusia memainkan peranan kealahan terhadap binatang dan alam semesta ini. Kita akan menjadi “allah” bagi anjing atau kucing kita. Kalau kita tidak ada, binatang itu menjadi “ateis”. Dengan kehadiran kita, ia menjadi ”teis”. Tetapi ia tidak dapat membedakan teis yang mana, karena ia tidak dapat melihat Allah yang rohani, yang tidak kelihatan. Ia hanya dapat melihat Allah yang kelihatan, yaitu diri kita. Maka kita menjadi penolong, juruselamat, pemberi hidup, pemelihara, ataupun pembunuh mati bagi anjing-anjing kita. Jadi bagi anjing kita, kita adalah allahnya. Tetapi celaka sekali kalau kalimat “aku tuhan” tidak dikatakan kepada anjing kita, tetapi dikatakan kepada Allah yang asli. Ini tindakan yang sangat kurang ajar. Tuhan yang asli mengatakan bahwa di luar Tuhan tidak ada Tuhan yang lain, dan ini menjadi hukum yang pertama dari Hukum Taurat. Hukum Pertama ini tidak mengizinkan kita membalikkan sifat yang mirip Tuhan ini menjadikan diri kita Tuhan. Mirip berarti bukan. Kalau sama bukan mirip. Manusia bukan Tuhan, hanya memiliki kemiripan dengan Tuhan. Kita memiliki kekekalan, karena Allah kekal; kita memiliki rasio karena Allah adalah kebenaran itu sendiri, dan kita memiliki moralitas karena Allah adalah kesucian itu sendiri; kita memiliki sifat hukum karena Allah adalah kebenaran-keadilan righteousness itu sendiri. Kita juga memiliki sifat relatif diri terhadap diri yang eksistensial, sehingga diri dapat menilai diri, diri dapat menghakimi diri, dan diri dapat mengkritik diri. Sifat seperti ini hanya ada pada manusia, tidak terdapat pada kucing. Bagaimana pun dilatih, tidak mungkin kucing akan memandang cermin, lalu menyisir rambutnya atau mengatur ulang agar kelihatan lebih “pas” menurutnya, karena dia tidak memiliki sifat eksistensi relatif diri terhadap diri ini. Sifat eksistensi relatif hanya dimiliki oleh manusia. Ketika seorang melihat cermin, sebenarnya ia tidak jujur. Ia bukan ingin melihat cermin, tetapi ingin melihat bayangan dirinya yang dipantulkan oleh cermin itu. Yang benar-benar mau melihat cermin hanyalah penjual cermin, karena ia ingin menjual cermin. Pada saat seseorang melihat cermin, tanpa sadar ia sedang berkaitan dengan satu teologi yang penting, yaitu sifat eksistensi relatif diri terhadap diri yang hanya dimiliki oleh manusia. Sifat ini merupakan dasar dimungkinkannya self-dialog. Amin. SUMBER Nama Buku Roh Kudus, Suara Hati Nurani, dan Setan Sub Judul Pendahuluan – Bab one Manusia dan Hati Nurani i Penulis Pdt. DR. Stephen Tong Penerbit Momentum, 2011 Halaman 1 – fifteen
B. Bersikap Kritis terhadap Media Massa. A. Suara Hati Kompetensi Dasar Memahami sikap dan perilaku patuh terhadap suara hati dan dapat bertindak secara benar dan tepat Berperilaku patuh terhadap suara hati dan dapat bertindak secara benar dan tepat Tujuan Pembelajaran 1. Setelah mendalami kisah boy dan sharing tentang pengalaman bertindak sesuai suara hati, peserta didik dapat memahami makna suara hati dilihat dan berbagai segi. 2. Setelah mendalami pandangan Gereja GS art. 16 dan Kitab Suci Gal 5 16 – 25, peserta didik dapat menjadikan suara hati sebagai hukum yang utama. 3. Setelah mendalami proses tentang bertindak berdasarkan suara hati, peserta didik dapat membuat releksi dan motto/stiker tentang penghayatannya berdasarkan suara hati. Indikator 1. Menjelaskan arti dan makna suara hati 2. Menceritakan pengalaman bertindak berdasarkan suara hati. 3. Menjelaskan pandangan Gereja tentang Suara Hati GS, art. 16. 4. Menyebutkan faktor-faktor penyebab tumpulnya suara hati. 5. Merumuskan cara-cara untuk membina suara hati. 6. Menafsirkan pesan Kitab Suci Gal 516-25 yang berhubungan dengan suara hati. 7. Menuliskan releksi yang mengungkapkan niat untuk melakukan segala sesuatu menuruti suara hatinya. Bahan Kajian 1. Arti dan makna suara hati 2. Pengalaman bertindak berdasarkan suara hati. 3. Pandangan Gereja tentang Suara Hati GS, art. 16. 4. Faktor-faktor penyebab tumpulnya suara hati. 5. Cara untuk membina suara hati.. 6. Pesan Kitab Suci Gal 516-25 yang berhubungan dengan suara hati. Pendekatan Metode Pembelajaran 1. Dialog Partisipatif 2. Diskusi 3. Penugasan 4. Studi Pustaka 5. Releksi Sumber Belajar 1. Pengalaman hidup peserta didik 2. 3. Kitab Suci Galatia 5 16 - 25 4. Suseno, Franz Magnis, Etika Dasar, masalah-masalah pokok ilsafat dasar, Yogyakarta, Kanisius, 1991 5. Higgin, Gregory C. Dilema Moral Jaman Ini., Yogyakarta, Kanisius, 2006. 6. Komkat KWI, Perutusan Murid-Murid Yesus Pendidikan Agama Katolik untuk SMA/K Kelas X. YogyakartaKanisius, 2008. 7. Kristianto. Yoseph, dkk., Menjadi Murid Yesus, Buku Teks Pendidikan Agama Katolik untuk SMA/K Kelas X. YogyakartaKansius , 2010 8. Konferensi Wali Gereja Indonesia, Iman Katolik, Kanisius, Yogyakarta, 1995. 9. Katekismus Gereja Katolik, Nusa Indah, Flores, Waktu 6 Jam Pelajaran Pemikiran Dasar Perkembangan sosial yang begitu cepat banyak membawa perubahan dalam berbagai aspek kehidupan, demikian juga persoalan-persoalan yang ditimbulkannya. Persoalan-persoalan tersebut membutuhkan pemecahan yang tepat. Di samping itu banyak tata nilai yang mengalami perubahan, seperti ketaatan, sopan santun, kejujuran, keadilan, tanggung jawab, dsb. sering menjadi kabur. Berhadapan dengan situasi itu kaum remaja perlu mendapatkan pendampingan, sehingga tidak salah dalam mengambil keputusan. Mereka harus belajar membuat keputusan dengan mendengarkan suara hati atau hati nuraninya. Suara hati secara luas dapat diartikan sebagai keinsafan akan adanya kewajiban. Hati nurani merupakan kesadaran moral yang timbul dan tumbuh dalam hati manusia, sedangkan hati nurani secara sempit dapat diartikan sebagai penerapan kesadaran moral dalam situasi konkret, yang menilai suatu tindakan manusia atas buruk baiknya. Hati nurani tampil sebagai hakim yang baik dan jujur, walaupun dapat keliru. Suara hati atau hati nurani merupakan daya atau kemampuan khusus untuk membedakan perbuatan baik atau perbuatan buruk, serta menilai baik-buruknya perbuatan itu berdasarkan akal budi. Conscience atau hati nurani merupakan hasil dialog pribadi kita yang terdalam dengan Allah ketika kita menghadapi dan menanggapi situasi hidup sehari – hari. Santo Paulus mengatakan kepada kita bahwa dalam diri kita ada dua hukum, yaitu hukum Allah dan hukum dosa. Kedua hukum itu saling bertentangan. Hukum Allah menuju kepada kebaikan, sedangkan hukum dosa menuju kepada kejahatan. Santo Paulus menyadari bahwa selalu ada pergulatan antara yang baik dan yang jahat dalam hati manusia lih. Rom 7 13–26. Sementara dalam suratnya kepada jemaat di Galatia 5 17 Santo Paulus mengatakan bahwa kita harus memberikan diri dipimpin oleh Roh. Kita harus berusaha memenangkan hati nurani kita dan mengalahkan kecenderungan kita yang menyesatkan. Kita harus peka terhadap sapaan dan rahmat Allah. Selanjutnya, Gereja melalui Konsili Vatikan II, khususnya dalam Gaudium et Spes Art. 16, antara lain dikatakan, “Tidak jarang terjadi, bahwa hati nurani keliru karena ketidaktahuan yang tak teratasi. Karena hal itu, ia tidak kehilangan martabatnya. Hal itu sebenarnya tak perlu terjadi kalau manusia berikhtiar untuk mencari yang benar dan baik”. Itu artinya manusia tidak boleh tunduk dan mengalah pada situasi yang membelenggu suara hati. Dengan bantuan Roh Allah kita dimampukan untuk mengalahkan kekuatan dahsyat yang menguasai suara hati kita, yang oleh Santo Paulus dinamai kuasa/ keinginan daging. Kegiatan Pembelajaran Doa Pembuka Doa Kehendak Yang Kuat PS 144 Ya Allah, Engkau telah memberikan kehendak yang kuat pada Yesus, Tuhan kami. Tanpa takut atau goyah, Engkau berpegang pada kehendak-Mu, meski harus menanggung pengorbanan yang berat. Tatkala digoda iblis, Ia tidak goyah. Demikian pula ketika harus menderita sengsara sampai mati. Bunda Maria pun Kauberikan kepada kami sebagai panutan yang berkehendak kuat. Berilah kami kehendak yang kuat, agar pada saat goyah kami tidak berbelok arah. Allah, gunung batu kami, berilah kami kehendak yang kuat laksana batu karang, yang tetap tegar meski diterpa gelombang. Semoga kami tetap teguh, bila kami digoda untuk menyeleweng, Bila kami dibujuk untuk menipu dan berlaku tidak jujur, Bila kami digoda untuk munaik, berbuat dosa, mencuri, berkhianat, Terlebih bila kami digoda untuk mengkhianati kasih-Mu. Ya Allah, kekuatan kami, buatlah kami kuat, Seperti Yesus yang lebih suka mati, dari pada menyimpang dari kehendak- Mu Dialah Tuhan, Pengantara kami, kini dan sepanjang masa, AMIN. Langkah Pertama Mendalami Pergumulan Suara Hati Dalam Pengalaman Sehari-hari a. Guru memulai proses dengan memberi pengantar singkat, misalnya “Hidup manusia sangatlah berbeda dengan ciptaan Tuhan lainnya, seperti hewan atau tumbuhan. Ada saat di mana manusia harus mengalami pergumulan atau pergulatan ketika hendak melakukan suatu tindakan, terutama ketika ia harus mengambil keputusan apakah tindakannya layak dilakukan atau tidak, apakah yang dilakukan itu benar atau salah, apakah tindakan itu akan merugikan sesama atau tidak. Kemampuan itu nampaknya tidak dimiliki ciptaan Tuhan lainnya, karena tindakan mereka lebih diarahkan oleh instink. Kemampuan bergulat dalam dirinya sendiri sebelum dan sesudah melakukan kegiatan itu disebabkan manusia memiliki suara hati, atau suara batin atau hati nurani yang dianugerahkan Tuhan kepadanya.” b. Guru mengajak peserta didik menyimak artikel di bawah ini Pergumulan hati Boy mendatarkan pada suatu sekolah, di mana sekolah itu mempunyai peraturan yang sangat ketat dan tegas, terutama berkaitan dengan nilai kejujuran. Ia harus menandatangani pernyataan yang menyatakan “saya tidak akan mencontek atau tidak akan mentolerir mereka yang melakukannya.” Setiap peserta didik harus melaporkan kepada pimpinan sekolah, bila ada peserta didik yang mencontek. Bila mereka ketahuan mencontek, maka mereka harus angkat kaki dari sekolah itu atau jika mereka melihat ada yang mencontek, tetapi pura-pura tidak tahu merekapun akan kena sanksi yang cukup tegas. Pada suatu ketika, Boy mengikuti ujian akhir. Ia merasa kesulitan menjawab soal-soal yang ada di hadapannya dan ia juga melihat beberapa temannya mulai mencontek. Ia mulai gelisah. Jika ia tidak dapat menjawab soal di hadapannya dengan baik, ia pasti tidak lulus. Timbul keinginan dalam dirinya untuk mengikuti apa yang dilakukan beberapa temannya. Terjadi pergulatan dalam dirinya, apakah ia mau ikut-ikutan nyontek atau tidak. Kalau nyontek, ia kemungkinan lulus, tapi kalau ketahuan ia pasti dikeluarkan. Bila tidak, ia harus siap dengan kemungkinan tidak lulus. Sumber Bayu c. Peserta didik diminta memberikan tanggapan atau kesan dari kasus di atas? d. Guru mengajak peserta didik mensharingkan satu pengalaman dirinya saat mengalami pergulatan suara hati. e. Guru menugaskan kelompok untuk mencari informasi sebanyak-banyaknya dari buku-buku atau browsing dari internet tentang • Makna suara hati • Cara kerja suara hati • Mengapa suara hati bisa tumpul • Cara membina suara hati supaya tidak tumpul Langkah kedua Mendalami Ajaran Gereja dan Kitab Suci Tentang Suara Hati a. Guru mengajak peserta didik mendalami teks-teks Kitab Suci berikut Roma 831-38. 91 31 Sebab itu apakah yang akan kita katakan tentang semuanya itu? Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita? 32 Ia, yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan- Nya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia? 33 Siapakah yang akan menggugat orang-orang pilihan Allah? Allah, yang membenarkan mereka? Siapakah yang akan menghukum mereka? 34 Kristus Yesus, yang telah mati? Bahkan lebih lagi yang telah bangkit, yang juga duduk di sebelah kanan Allah, yang malah menjadi Pembela bagi kita? 35 Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan atau kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang? 36 Seperti ada tertulis “Oleh karena Engkau kami ada dalam bahaya maut sepanjang hari, kami telah dianggap sebagai domba-domba sembelihan.” 37 Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita. 38 Sebab aku yakin, bahwa baik maut, maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang, maupun yang akan datang, 39 atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita. 1 Aku mengatakan kebenaran dalam Kristus, aku tidak berdusta. Suara hatiku Roma 13 1-7 1 Tiap-tiap orang harus takluk kepada pemerintah yang di atasnya, sebab tidak ada pemerintah, yang tidak berasal dari Allah; dan pemerintah-pemerintah yang ada, ditetapkan oleh Allah. 2 Sebab itu barangsiapa melawan pemerintah, ia melawan ketetapan Allah dan siapa yang melakukannya, akan mendatangkan hukuman atas dirinya. 3 Sebab jika seorang berbuat baik, ia tidak usah takut kepada pemerintah, hanya jika ia berbuat jahat. Maukah kamu hidup tanpa takut terhadap pemerintah? Perbuatlah apa yang baik dan kamu akan beroleh pujian dari padanya. 4 Karena pemerintah adalah hamba Allah untuk kebaikanmu. Tetapi jika engkau berbuat jahat, takutlah akan dia, karena tidak percuma pemerintah menyandang pedang. Pemerintah adalah hamba Allah untuk membalaskan murka Allah atas mereka yang berbuat jahat. 5 Sebab itu perlu kita menaklukkan diri, bukan saja oleh karena kemurkaan Allah, tetapi juga oleh karena suara hati kita. 6 Itulah juga sebabnya maka kamu membayar pajak. Karena mereka yang mengurus hal itu adalah pelayan-pelayan Allah. 7 Bayarlah kepada semua orang apa yang harus kamu bayar pajak kepada orang yang berhak menerima pajak, cukai kepada orang yang berhak menerima cukai; rasa takut kepada orang yang berhak menerima rasa takut dan hormat kepada orang yang berhak menerima hormat. II Korintus 112 12 Inilah yang kami megahkan, yaitu bahwa suara hati kami memberi kesaksian kepada kami, bahwa hidup kami di dunia ini, khususnya dalam hubungan kami dengan kamu, dikuasai oleh ketulusan dan kemurnian dari Allah bukan oleh hikmat duniawi, tetapi oleh kekuatan kasih karunia Allah. Titus 115 15 Bagi orang suci semuanya suci; tetapi bagi orang najis dan bagi orang tidak beriman suatu pun tidak ada yang suci, karena baik akal maupun suara hati mereka najis. b. Peserta didik melanjutkan membaca kutipan Dokumen Konsili Vatikan II Gaudium et Spes, berikut ini! Gaudium et Spes, art. 16 “Di lubuk hati nuraninya, manusia menemukan hukum, yang tidak diterimanya dari dirinya sendiri, melainkan harus ditaati. Suara hati itu selalu menyerukan kepadanya untuk mencintai dan melaksanakan apa yang baik, dan menghindari apa yang jahat. Bilamana perlu, suara itu menggemakan dalam lubuk hatinya jalankan ini, elakkan itu. Sebab dalam hatinya, manusia menemukan hukum yang ditulis oleh Allah. Martabatnya ialah mematuhi hukum itu, dan menurut hukum itu pula ia akan diadili. Suara hati ialah inti manusia yang paling rahasia, sanggar suci; di situ ia seorang diri bersama Allah, yang pesan-Nya menggema dalam hatinya. Berkat hati nurani dikenallah secara ajaib hukum, yang dilaksanakan dalam cinta kasih terhadap Allah dan terhadap sesama. Atas kesetiaan terhadap hati nurani, umat Kristiani bergabung dengan sesama lainnya untuk mencari kebenaran, dan untuk dalam kebenaran itu memecahkan sekian banyak persoalan moral, yang timbul baik dalam hidup perorangan maupun dalam kehidupan kemasyarakatan.” c. Setelah mendalami kutipan-kutipan di atas, coba rumuskan bersama dalam kelompok beberapa hal penting berikut • Apa suara hati itu menurut kutipan-kutipan di atas? • Bagaimana cara kerja suara hati? • Apa hubungan suara hati dengan Allah? dan apa konsekuensinya? • Apa hubungan suara hati dengan Roh Kudus? • Apa hubungan suara hati dengan kasih kepada sesama? • Apa fungsi suara hati berkaitan dengan persoalan dalam masyarakat? • Tunjukkan berbagai kasus di dalam masyarakatmu atau dalam negara kita yang menunjukkan bahwa banyak orang yang sudah tumpul suara hatinya! jelaskan juga dampaknya bagi masyarakat maupun bangsa kita! jelaskan pula dampaknya bagi generasi muda ! d. Sejauh perlu, setelah presentasi dari tiap kelompok, guru dapat menyampaikan beberapa gagasan berikut • Hati nurani sendiri dapat diartikan secara luas dan secara sempit. Arti luas Dalam arti luas hati nurani berarti kesadaran moral yang tumbuh dan berkembang dalam hati manusia. Keinsyafan akan adanya kewajiban. Arti sempit Hati nurani merupakan penerapan kesadaran moral di atas dalam situasi konkret seperti yang dialami Boy dalam kisah tadi. Suara hati yang menilai suatu tindakan manusia benar atau salah, baik atau buruk. Hati nurani tampil sebagai hakim yang baik dan jujur, walaupun dapat keliru. • Suara hati adalah suara Allah, maka melawan suara hati berarti melawan Allah. Agar kita setia pada kehendak Allah kita perlu bersatu dengan Roh Kudus dan mengandalkan kekuatannya • Kerja suara hati dapat ditinjau dari berbagai segi Segi waktu 1. Hati nurani dapat berperanan sebelum suatu tindakan dibuat. Biasanya, hati nurani akan menyuruh kalau perbuatan itu baik dan melarang kalau perbuatan itu buruk. 2. Hati nurani dapat berperan pada saat suatu tindakan dilakukan. Ia akan terus menyuruh jika perbuatan itu baik dan melarang jika perbuatan itu buruk atau jahat. 3. Hati nurani dapat berperan sesudah suatu tindakan dibuat. Hati nurani akan “memuji” jika perbuatan itu baik dan hati nurani akan membuat kita gelisah atau menyesal jika perbuatan itu buruk atau jahat. Segi benar-tidaknya 1. Hati nurani benar, jika kata hati kita cocok dengan norma objektif. 2. Guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menyebutkan contoh, misalnya menolong orang yang sedang mengalami musibah. 3. Hati nurani keliru, jika kata hati kita tidak cocok dengan norma objektif Segi pasti-tidaknya 1. Hati nurani yang pasti, artinya, secara moral dapat dipastikan bahwa hati nurani tidak keliru. 2. Hati nurani yang bimbang, artinya, masih ada keraguan. • Penyebab tumpulnya suara hati berikut ini 1. Orang yang bersangkutan tidak biasa menghiraukan hati nuraninya. 2. Orang yang selalu bersifat ragu-ragu atau bingung. 3. Pandangan masyarakat yang keliru. Misalnya riba dianggap biasa! 4. Pengaruh pendidikan dalam lingkungan keluarga atau lingkungan lainnya. 5. Pengaruh propaganda, mass media dan arus massa. 6. Cara kerja suara hati, antara lain • Sebelum bertindak, ia berfungsi sebagai petunjuk indeks, yang mengingatkan pengetahuan kita bahwa ada yang baik dan ada yang buruk. Sesungguhnya kesadaran moral semacam ini sudah dimiliki setiap orang dewasa. • Pada saat-saat menjelang bertindak, ia bertindak sebagai hakim iudeks, yang menyuruh kita melakukan yang baik dan melarang/menghindari yang jahat. Selama perbuatan itu belum selesai, suara hati akan bekerja terus antara menyuruh melakukan yang baik dan melarang melakukan yang jahat. • Sesudah tindakan selesai dilakukan, ia berfungsi memberikan vonis vindeks, yang akan menyatakan apakah perbuatan kita itu tepat atau tidak tepat. Bila yang kita lakukan itu benar, ia akan memberikan pujian sehingga kita merasakan ketenangan, tetapi bila yang kita lakukan itu yang jahat dan salah maka ia akan memberikan hukuman, yang membuat kita merasa bersalah dan tidak tenang, merasa dikejar-kejar kesalahan, dan sebagainya. 7. Lewat hati nuraninya yang bersih, setiap orang dipanggil untuk bekerjasama memecahkan persoalan-persoalan dalam masyarakat, sehingga persoalan-persoalan dalam masyarakat seharusnya dipecahkan pertama-tama melalui dialog yang dilandasi hati nurani, karena hati nurani adalah suara Allah. Jangan langsung didekati secara agama masing-masing atau melalui hukum. Contoh ketika menangkap orang yang mencuri pisang hanya beberapa biji, menurut hukum wajib dikenai hukuman. Tetapi bisa jadi bila didekati secara nurani, akan muncul belas kasihan sehingga pencuri itu diampuni. Contoh lain bila ada pasangan muda-mudi berbeda agama mau menikah, menurut hukum Perkawinan Negara dilarang, tetapi bila menuruti hati nurani mungkin orang akan berpikir mengapa cinta harus dibatasi dengan peraturan? 8. Suara hati dapat dibina dengan cara Mengikuti suara hati dalam segala hal • Seseorang yang selalu berbuat sesuai dengan hati nuraninya, hati nurani akan semakin terang dan berwibawa. • Seseorang yang selalu mengikuti dorongan suara hati, keyakinannya akan menjadi sehat dan kuat. Dipercayai orang lain, karena memiliki hati yang murni dan mesra dengan Allah. “Berbahagialah orang yang murni hatinya, karena mereka akan memandang Allah.” Mat 5 8. Mencari keterangan pada sumber yang baik • Dengan membaca Kitab Suci, Dokumen-Dokumen Gereja, dan buku-buku lain yang bermutu. • Dengan bertanya kepada orang yang punya pengetahuan/ pengalaman dan dapat dipercaya • Ikut dalam kegiatan rohani, misalnya rekoleksi, retret, dsb. • Koreksi diri atau introspeksi • Koreksi atas diri sangat penting untuk dapat selalu mengarahkan hidup kita. Menjaga kemurnian hati • Menjaga kemurnian hati terwujud dengan melepaskan emosi dan nafsu, serta tanpa pamrih, yang nampak dalam tiga hal a. Maksud yang lurus recta intentio ia konsisten dengan apa yang direncanakan, tanpa dibelokkan ke kiri atau ke kanan. b. Pengaturan emosi ordinario afectum ia tidak menentukan keputusan secara emosional. c. Pemurnian hati puriication cordis tidak ada kepentingan pribadi atau maksud-maksud tertentu di balik keputusan yang diambil. • Hal ini dapat dilatih dengan penelitian batin, seperti mereleksikan rangkaian kata dan tindakan sepanjang hari itu, berdoa sebelum melakukan aktivitas, dan lain-lain. Langkah Ketiga Menghayati Suara Hati Sebagai Pedoman dalam Mengambil Keputusan. a. Guru mengajak peserta didik membaca dan merenungkan uraian berikut dalam suasana hening Suara hati adalah tempat di mana Allah membisikkan apa yang boleh kita lakukan dan apa yang tidak boleh kita lakukan. Maka, menaati suara hati sama artinya menaati Allah sendiri. Ketaatan kepada suara hati atau ketaatan kepada Allah itu perlu dilatihkan mulai dari hal-hal kecil. Banyak orang tahu bahwa berbohong itu tidak baik tetapi banyak orang terbiasa melakukannya. Kalau kebiasaan itu tidak dikikis sejak awal, maka kebiasaan tersebut akan terbawa seumur hidup. Bahkan awalnya berbohong kecil-kecilan bisa menjadi bohong besar dan penipuan. Resapkanlah cerita berikut “Kios Suara Hati” Beberapa waktu yang lalu pernah muncul sebuah kisah menarik yang ditayangkan dalam berita televisi di Taiwan. Di pegunungan Alishan ada sebuah tempat yang bernama Rueili. Seutas jalan yang menghubungkan Chiay dan Alishan melewati daerah ini. Di pinggir jalan ada sebuah tempat penjualan sayur-sayuran segar, sayuran yang tumbuh dan mendapat pupuk organik alamiah tanpa bahan- bahan kimia yang dewasa ini disinyalir oleh dunia medis sebagai unsur yang bisa mendatangkan kanker. Di samping sayur mayur, ada juga buah-buahan segar dijajar dalam kios kecil itu. Namun anehnya, kios itu terbuka selama 24 jam sehari dan tak pernah ditutup. Lebih aneh lagi, tak ada seorangpun yang duduk di sana melayani para pembeli. Datar harga per kilogram dari masing-masing barang tertulis jelas. Sebuah alat timbang terletak di atas meja. Sebuah tong yang dibuat dari kayu ditinggalkan di salah satu sudut. Dalam tong kayu ini terdapat lembaran uang kertas serta uang logam yang dimasukan oleh para pembeli. Di luar kios tersebut tertulis dalam huruf Cina; “Kios Suara Hati.” Seorang ibu tua, penduduk asli di daerah pegunungan Alishan, ketika ditanya oleh wartawan TV berkata; “Lewat kios kecil ini saya ingin mendidik setiap orang untuk menghormati suara hati masing-masing. Di sini tak ada orang yang menjaga. Namun saya yakin, suara hati setiap orang akan
Jakarta - Sudah seberapa baik hubungan kita dengan Allah? Apa jangan-jangan saat ini hubungan kita dengan Allah SWT renggang? Melalui detik Kultum, Ustaz Hanan Attaki mengajak kita memperbaiki hubungan dengan Allah SWT. Bagaimana caranya memperbaiki hubungan dengan Allah SWT? Selengkapnya detik Kultum Ustaz Hanan Attaki bisa ditonton dalam video berikut ini [GambasVideo 20detik]Dalam tausyiahnya, Ustaz Hanan Attaki menjelaskan ciri-ciri hubungan dengan Allah yang renggang adalah ketika kita tidak khusyuk saat salat, jarang membaca Al Quran bahkan sampai lupa di mana menaruhnya. Atau mudahnya hati kita merasa sedih, galau dan putus harus memperbaiki hubungan dengan Allah SWT?"Nabi pernah mengatakan siapa yang memperbaiki hubungannya dengan Allah, maka Allah akan memperbaiki hubungan dia dengan manusia," ujar ustaz pendiri gerakan Pemuda Hirah hanya itu, Ustaz Hanan Attaki menambahkan hubungan baik kita dengan Allah SWT juga bukan hanya akan jadi jaminan di dunia tapi juga di akhirat. Saat sudah di akhirat, kita tidak bisa bergantung kepada siapapun kecuali Allah SWT."Makanya coba kita renungkan kembali sudah sebaik apa hubungan kita dengan Allah," sarannya. eny/erd
apa hubungan suara hati dengan allah