PowerPointPresentation BAHASA INDONESIA Membandingkan teks " Siklus Hidrologis dengan teks "Banjir" TUGAS 3 KELOMPOK3 KELOMPOK 3 Mempersembahkan 3.1 ETI PURNAMA SARI
Kemudiankedua teks dilanjutkan dengan urutan sebab akibat yang runtut. Membandingkan siklus hidup beberapa jenis makhluk hidup. Struktur Teks Itu Sampah Atau Apa Struktur teks eksplanasi terdiri dari pernyataan umum,. Membandingkan teks siklus hidrologi dengan teks banjir. Contoh teks berita sebenarnya sudah sering sekali kita jumpai dalam kehidupan sehari hari apalagi untuk kalian yang suka
MemahamiKaidah Kebahasaan dalam Teks "Siklus Hidrologi" No. ISTILAH. MAKNA. 1. Hidrologi. ilmu tentang air di bawah tanah, keterdapatannya, peredaran dan sebarannya, persifatan kimia dan fisikanya, reaksi dengan lingkungan, termasuk hubungannya dengan makhluk hidup. Membandingkan Struktur Teks Eksplanasi Banjir dan Pelangi; Kesemutan
surat an najm ayat 39 42 latin dan artinya. Mencari informasi terkait Bentuk Das Dan Pengaruhnya Terhadap Banjir. Juga mitigasi dampaknya terhadap keragaman biologi di bumi dengan cara mengumpulkan sepasangdua dari masing masing spesies dan menempatkannya pada tempat yang aman di perahu. Bahan dan metode tempat dan waktu penelitian penelitian ini dilaksanakan mulai bulan september 2008 juni 2009 di laboratorium teknik sumber daya alam dan lingkungan jurusan keteknikan. Metode Rasional Metode Rasional Limpasan Runoff Dalam Siklus Hydrological View Of Flood Balai Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Pengelolaan Daerah Daerah Aliran Sungai Dan Banjir Hidrologi Dasar 1 Hydrological View Of Flood Daerah Aliran Sungai Wikipedia Bahasa Indonesia Ensiklopedia Bebas Laporan Kemajuan Riset Kompetensi Dosen Unpad Rkdu Monitoring Air Di Daerah Aliran Sungai World Agroforestry Centre 1 Kajian Model Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Das Terpadu Das Dan Pengelolaannya 6 Bebasbanjir2015 Das dengan bentuk bulu ayam. Bentuk das dan pengaruhnya terhadap banjir. Luas dan bentuk das. Bentuk dan makna metafora logikal dan. Masyarakat di bagian hulu dengan tingkat kesejahteraan infrastruktur dan aksesibilitas yang lebih rendah dari bagian hilir. Bentuk das yang satu ini memiliki. Suatu das yang baik akan memiliki tingkat kelenturan yang tinggi terhadap gejolak yang timbul sehingga ekosistem tersebut tetap bertahan dan kembali ke bentuk semula. Pola ini memakan waktu yang lebih ringkas untuk mencapai titik mainstream. Suatu das yang berbentuk memanjang dan sempit kemungkinan akan menghasilkan limpasan permukaan yang lebih kecil dibandingkan dengan das yang lebih besar dan kompak untuk. Bentuk bentuk das sebelum berkenalan lebih jauh dengan das. Riyadi santosa bentuk dan makna metafora logikal dan pengaruhnya terhadap gaya bahasa riyadi santosa fakultas sastra dan senirupa universitas sebelas maret surakarta abstract this article assesses a type of the conjunctive relation logical metaphor which generally is not considered as a part of logic of discourse. This article will explore the. Pemerataan pembangunan antara bagian hulu dan hilir masih menjadi masalah dalam pengelolaan das. Das ini memiliki bentuk yang sempit dan memanjang dimana anak anak sunga sub das mengalir memanjang di sebalah kanan dan kiri sungai utama. Pengaruh karakteristik daerah aliran sungai das terhadap debit di sungai karakteristik das terhadap debit di sungai. Pola aliran yang saru ini memiliki bentuk seperti bulu ayam dengan debit banjir sekuensial dan berurut. Kondisi lingkungan indonesia sangat beragam dan dinamis baik menurut waktu. Studi bentuk jaringan drainase dan hidrograf das. Das dapat dibedakan berdasarkan bentuk atau pola dimana bentuk ini mempengaruhi waktu konsentrasi air hujan yang jatuh mengalir menuju outlet. Mereka yang tidak mengikuti upaya mitigasi tidak ikut dalam perahu akhirnya musnah tenggelam oleh banjir yang makin besar coppola 2007. Perbedaan bentuk das terhadap hidrog raf banjir dan mengetahui pengaruh ka rakteristik das lainnya selain bentuk das terhadap hidrograf banjir. Bagimana bentuk daerah aliran bisa dlihat pada peta relief diatas sudah jelas bentuk relief daerah aliran sub das acai dan siborogonyi batas daerah aliran garis poligon merah. Bentuk daerah aliran yang memanjang ditambah dengan sebagian tempat landai tentu sangat potensial dilanda banjir pada musim penghujan banjir karena faktor alam. Adapun topografinya cenderung curam dibandingkan dengan bentuk das lainnya. Umumnya memiliki debit banjir yang kecil tetapi berlangsung cukup lama karena suplai air datang silih berganti dari masing masing anak sungai. Salah satu faktor penentu kecepatan hidrologi adalah bentuk das dan sistem jaringan sungai. Semakin bulat bentuk das berarti semakin singkat waktu konsentrasi yang diperlukan sehingga semakin tinggi fluktuasi banjir yang terjadi. Bentuk das mempengaruhi waktu konsentrasi air hujan yang mengalir menuju outlet. Peran strategis das sebagai unit perencanaan dan pengelolaan sumberdaya semakin nyata pada saat das tidak dapat berfungsi optimal sebagai media pengatur tata air dan penjamin kualitas air yang dicerminkan dengan terjadinya banjir kekeringan dan sedimentasi yang tinggi. Dalam prosesnya maka kejadian kejadian tersebut merupakan fenomena yang timbul sebagai akibat dari terganggunya fungsi das. bentuk das dan pengaruhnya terhadap banjir Bentuk ialah satu titik temu antara ruang dan juga merupakan penjabaran geometris dari bagian semesta bidang yang di tempati oleh objek tersebut, yaitu ditentukan oleh batas-batas terluarnya namun tidak tergantung pada lokasi koordinat dan orientasi rotasi-nya terhadap bidang semesta yang di tempati. Itulah informasi tentang bentuk das dan pengaruhnya terhadap banjir yang dapat admin kumpulkan. Admin dari blog Berbagi Bentuk 2019 juga mengumpulkan gambar-gambar lainnya terkait bentuk das dan pengaruhnya terhadap banjir dibawah ini. Bentuk Das Dan Jaringan Sungai Kraktristik Ddaerah Aliran Sungai Das Ppt Download Pengaruh Karakteristik Daerah Aliran Sungai Analisis Hidrograf Aliran Membandingkan Teks Siklus Hidrologi Dengan Teks Banjir Mikirbae Daerah Aliran Sungai Labhidrolika Unhas Analisis Hubungan Bentuk Das Dengan Debit Banjir Studi Kasus Das Pdf Pengaruh Perubahan Penggunaan Lahan Terhadap Perubahan Debit Daerah Aliran Sungai Wikipedia Bahasa Indonesia Ensiklopedia Bebas Lapan Ungkap 3 Pemicu Banjir Sentani Salah Satunya Kerusakan Lahan Templat Tugas Akhir S1 Bentuk Das Dan Jaringan Sungai Nagaputihs Home Itulah yang admin bisa dapat mengenai bentuk das dan pengaruhnya terhadap banjir. Terima kasih telah berkunjung ke blog Berbagi Bentuk 2019.
Membandingkan teks dapat diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan untuk menemukan perbedaan dan persamaan diantara dua buah teks. Kegiatan membandingkan teks dapat dilakukan dengan cara membandingkan dari segi struktur teks maupun bahasa yang digunakan dalam teks tersebut. Untuk dapat membandingkan dua buah teks dibutuhkan pengetahuan tentang struktur dan unsur kebahasaan teks tersebut. Pada tulisan ini teks yang dibandingkan berbentuk teks eksplanasi. Teks eksplanasi berisi penjelasan tentang keadaan sesuatu sebagai akibat dari sesuatu yang lain yang telah terjadi sebelumnya dan menyebabkan sesuatu yang lain lagi akan terjadi kemudian. Struktur teks eksplanasi terdiri dari pernyataan umum^urutan sebab akibat^penutup. Pernyataan umum adalah gambaran awal tentang apa yang disampaikan dengan pernyataan yang bersifat umum atau tahap pembuka tentang hal yang akan dijelaskan. Biasanya terdapat pada bagian awal teks atau paragraf pertama. Urutan sebab akibat adalah inti penjelasan apa yang disampaikan, berisi urutan sebab akibat dari fenomena yang dibahas. Dalam bagian ini terdapat berbagai konjungsi yang digunakan. Biasanya urutan sebab-akibat terdapat beberapa bagian. sedangkan penutup berisi pandangan atau simpulan penulis, bersifat opsional sehingga bisa ada maupun tidak ada dalam suatu teks eksplanasi. Beriikut ini contoh teks berjudul banjir. TeksPeristiwa UmumBanjir adalah fenomena alam yang bersumber dari curah hujan dengan intensitas tinggi dan durasi lama pada daerah aliran sungai DAS. Banjir terjadi karena sebab alam dan tindakan manusia. Penyebab alami banjir adalah erosi dan sedimentasi, curah hujan, pengaruh fisiografi/geofisik sungai, kapasitas sungai, drainase lahan, dan pengaruh air pasang. Penyebab banjir karena tindakan manusia adalah perubahan tata guna lahan, pembuangan sampah, kawasan padat penduduk di sepanjang sungai, dan kerusakan bangunan pengendali banjir. Alami BanjirSebagai akibat perubahan tata guna lahan, terjadi erosi sehingga sedimentasi masuk ke sungai dan daya tampung sungai menjadi berkurang. Hujan yang jatuh ke tanah airnya akan menjadi aliran permukaan run-off di atas tanah dan sebagian meresap ke dalam tanah, yang tentunya bergantung pada kondisi tanahnya. Ketika suatu kawasan hutan diubah menjadi permukiman, hutan yang bisa menahan aliran permukaan cukup besar diganti menjadi permukiman dengan resistensi aliran permukaan kecil. Akibatnya ada aliran permukaan tanah menuju sungai dan hal ini berakibat adanya peningkatan debit aliran sungai yang besar. Apabila kondisi tanahnya relatif tetap, air yang meresap ke dalam tanah akan relatif tetap. Faktor penutup lahan vegetasi cukup signifikan dalam pengurangan atau peningkatan aliran permukaan. Hutan yang lebat mempunyai tingkat penutup lahan yang tinggi sehingga apabila hujan turun ke wilayah hutan tersebut, faktor penutup lahan ini akan memperlambat kecepatan aliran permukaan. Curah hujan yang sangat lebat mempunyai tetes hujan besar. Karena tetes hujan berukuran besar, pori-pori permukaan tanah akan tertutup sehingga infiltrasi air hujan sangat kecil. Sebaliknya, limpasan air hujan menjadi sangat besar. Fisiografi atau geografi fisik sungai seperti bentuk, fungsi, dan kemiringan daerah aliran sungai DAS, kemiringan sungai, geometrik hidrolik bentuk penampang, dan lokasi sungai merupakan penyebab banjir dari segi fisiografi. Pengurangan kapasitas aliran banjir pada sungai disebabkan oleh pengendapan yang berasal dari erosi DAS dan erosi tanggul sungai yang berlebihan dan sedimentasi di sungai itu karena tidak adanya vegetasi penutup dan adanya penggunaan lahan yang tidak tepat. Akibat adanya peningkatan jumlah penduduk, kebutuhan infrastruktur, terutama permukiman akan meningkat, sehingga mengubah sifat dan karakteristik tata guna lahan. Kecenderungan kapasitas saluran drainase menurun sehingga menyebabkan aliran permukaan meningkat. Drainase perkotaan dan pengembangan pertanian pada daerah banjir akan mengurangi kemampuan bantaran dalam menampung debit air yang tinggi. Air pasang memperlambat aliran sungai ke laut. Pada waktu terjadi banjir bersamaan dengan air pasang tinggi, tinggi genangan air atau banjir menjadi besar karena terjadi aliran balik. Banjir karena Faktor SosialPerubahan tata guna lahan merupakan penyebab utama banjir dibandingkan dengan yang lainnya. Apabila suatu hutan yang berada dalam suatu aliran sungai diubah menjadi permukiman, debit puncak sungai akan meningkat antara 6 sampai 20 kali. Angka 6 dan angka 20 ini bergantung pada jenis hutan dan jenis permukiman. Demikian pula untuk perubahan yang lainnya akan terjadi peningkatan debit puncak yang signifikan. Deforestasi, degradasi lingkungan dan pembangunan kota yang penuh dengan bangunan beton dan jalan-jalan aspal tanpa memperhitungkan drainase, daerah resapan, dan tanpa memperhatikan data intensitas hujan dapat menyebabkan bencana alam banjir. Pembuangan sampah di DAS membuat sungai tersumbat sampah. Jika air melimpah, air akan keluar dari sungai karena daya tampung saluran berkurang. Kawasan padat penduduk di sepanjang sungai/drainase dapat menjadi penghambat aliran dan daya tampung sungai. Masalah kawasan kumuh dikenal sangat penting sebagai faktor sosial terhadap masalah banjir daerah perkotaan. Pemeliharaan kurang memadai pada bangunan pengendali banjir dapat menimbulkan kerusakan dan akhirnya tidak berfungsi dapat meningkatkan kuantitas banjir. Diolah dari Kodoatie, & Sjarief, R. 2008. Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu Banjir adalah fenomena alam yang bersumber dari curah hujan dengan intensitas tinggi dan durasi lama pada daerah aliran sungai. Alam dan manusia memiliki andil penyebab terjadinya banjir. Sebutkan apa saja penyebab banjir yang diakibatkan oleh alam dan manusia. Dengan bantuan diagram, buatlah klasifikasi penyebab terjadinya banjir. Klausa Kompleks dan Kalusa Simpleks Teks eksplanasi menggunakan konjungsi eksternal, yakni konjungsi yang menghubungkan dua peristiwa, deskripsi benda, atau kualitas di dalam klausa kompleks atau antara dua klausa simpleks. Klausa kompleks adalah klausa yang terdiri atas lebih dari satu aksi, peristiwa, atau keadaan sehingga mempunyai lebih dari satu verba utama dalam lebih dari satu struktur. Struktur yang satu dan struktur yang lain dihubungkan oleh konjungsi. Namun, sering hubungan itu hanya ditunjukkan oleh tanda koma atau titik koma, bahkan tidak ditunjukkan oleh tanda baca apa pun. Klausa simpleks adalah klausa yang terdiri atas satu verba utama yang menggambarkan aksi, peristiwa, atau keadaan. Klausa simpleks hanya mengandung satu struktur subjek^predikator^pelengkap^keterangan. Unsur yang diletakkan di dalam kurung belum tentu ada dalam Contoh Klausa Simpleks dan Klausa Kompleks Contoh Klausa Simpleks Tanamanmenyerapairmelalui akar. SubjekPredikatorObjekKeterangan cara Banjiradalahfenomena alamyang sumbernya dari curah hujan dengan intensitas tinggi dan durasi lama pada daerah aliran sungai DAS. SubjekPredikatorObjekKeterangan Contoh Klausa Kompleks Struktur 1 Akibatperubahan tata guna lahan,terjadierosi Kata perangkai konjungsi sebab-akibatSubjekPredikatorObjek Struktur 2 yang berakibatsedimentasimasukke sungai. Kata perangkai konjungsi sebab-akibatSubjekPredikatorObjek Struktur 3 sehinggadaya tampung sungaiberkurang. Kata perangkai konjungsi sebab-akibatSubjekPredikator Tugas mengurai kalimat berikut seperti contoh Temperatur yang berada di bawah titik beku mengakibatkan kristal es terbentuk. Temperatur yang berada di bawah titik bekumengakibatkankristal es terbentuk. Butir-butir air terjadi karena tetesan air kecil yang timbul akibat kondensasi berbenturan dengan tetesan air lainnya dan terbawa oleh gerakan udara. Struktur 1 Butir-butir airterjadikarena SubjekPredikatorKata perangkai konjungsi sebab-akibat Struktur 2 tetesan air kecil tiny dropletyang timbulakibatkondensasi. PredikatorObjekKata perangkai konjungsi sebab-akibatObjek Struktur 3 berbenturan dengantetesan air lainnya Kata perangkai konjungsi sebab-akibatObjek Struktur 4 danterbawa olehgerakan udara. kata perangkai konjungsiPredikatorObjek Bila temperatur udara turun sampai di bawah 0° Celcius, butiran air akan berubah menjadi salju. Bila temperatur udara turun sampai di bawah 0° Celcius, butiran air akan berubah menjadi salju. Struktur 1 Bilatemperatur udaraturunsampai di bawah 0° Celcius, Kata perangkai konjungsi sebab-akibatSubjekPredikatorKeterangan Struktur 2 butiran airakan berubah menjadisalju. SubjekPredikatorObjek Curah hujan yang sangat lebat mempunyai tetes hujan besar. Curah hujan yang sangat lebat mempunyai tetes hujan besar. Curah hujan yang sangat lebatmempunyaitetes hujan besar. SubjekPredikatorObjek Karena tetes hujan berukuran besar, pori-pori permukaan tanah akan tertutup sehingga infiltrasi air hujan sangat kecil, sebaliknya limpasan air hujan menjadi sangat besar. Karena tetes hujan berukuran besar, pori-pori permukaan tanah akan tertutup sehingga infiltrasi air hujan sangat kecil, sebaliknya limpasan air hujan menjadi sangat besar. Struktur 1 Karenatetes hujanberukuranbesar Kata perangkai konjungsi sebab-akibatSubjekPredikatorObjek Struktur 2 pori-pori permukaan tanahakan tertutup SubjekPredikator Struktur 3 sehinggainfiltrasi air hujansangat kecil, Kata perangkai konjungsi sebab-akibatSubjekKeterangan Struktur 4 sebaliknyalimpasan air hujanmenjadisangat besar. Kata perangkai konjungsi sebab-akibatSubjekPredikatorKeterangan Pada tahap awal eksplanasi ditandai oleh pernyataan umum dan diakhiri oleh urutan sebab-akibat. Apa yang kalian temukan dari struktur teks “Banjir”? Apakah kalian menemukan perbedaan antara struktur teks “Siklus Hidrologi” dengan struktur teks “Banjir”? Di mana letak perbedaannya? Teks “Banjir” ternyata tidak memiliki kesimpulan. Teks ini dibagi menjadi 3 bagian pernyataan umum, penyebab alam, dan penyebab sosial. Perbedaan diantara kedua teks adalah Teks “Siklus Hidrologi” memiliki urutan sebab-akibat yang secara umum menjelaskan proses terjadinya siklus hidrologi. Sedangkan teks “Banjir” memiliki urutan sebab-akibat yang menjelaskan penyebab banjir, secara khusus karena alam maupun sosial. Istilah Istilah adalah kata atau gabungan kata yang dengan cermat mengungkapkan makna konsep, proses, keadaan, atau sifat yang khas dalam bidang tertentu. Istilah yang digunakan untuk bidang tertentu dan pemakaiannya hanya dapat dipahami oleh orang yang berkecimpung dalam bidang tersebut dinamai istilah khusus. Beberapa istilah dalam teks bajir adalah sebagai berikut. Fisiografi adalah salah satu cabang ilmu geografi yang mempelajari suatu wilayah daerah atau negara berdasarkan segi fisiknya, seperti dari segi garis lintang dan garis bujur, posisi dengan daerah lain, batuan yang ada dalam bumi, relief permukaan bumi, serta kaitannya dengan laut. Geofisik geofisika adalah ilmu tentang sifat-sifat alami bumi panas, magnetisme, dsb dan gejala-gejalanya mencakupi bidang-bidang meteorologi, oseanografi, seismologi, vulkanologi, magnetisme, dan geodesi. Sedimentasi adalah suatu proses pengendapan material yang ditransport oleh media air, angin, es, atau gletser di suatu cekungan. Erosi adalah peristiwa pengikisan padatan sedimen, tanah, batuan, dan partikel lainnya akibat transportasi angin, air, atau es. Drainase adalah lengkungan atau saluran air di permukaan atau di bawah tanah, baik yang terbentuk secara alami maupun dibuat oleh manusia. Resistensi artinya ketahanan Vegetasi adalah kehidupan dunia tumbuh-tumbuhan atau dunia tanam-tanaman. Infiltrasi adalah aliran air ke dalam tanah melalui permukaan tanah, perembesan. Deforestasi adalah kegiatan penebangan hutan atau tegakan pohon sehingga lahannya dapat dialihgunakan untuk penggunaan nir-hutan, yakni pertanian, peternakan, atau kawasan perkotaan. Degradasi adalah penurunan kualitas lingkungan yang diakibatkan oleh kegiatan pembangunan yang dicirikan oleh tidak berfungsinya secara baik komponen-komponen lingkungan sebagaimana mestinya. Membandingkan struktur teks “Banjir” dengan struktur teks “Kekeringan”. Kekeringan Kekeringan merupakan fenomena hidrologi yang paling kompleks, perwujudan dan penambahan isu-isu berkaitan dengan iklim, tata guna lahan, dan norma pemakaian air. Kompleksitas bertambah karena diketahui kekeringan merupakan bencana dengan prosesnya berjalan lambat sehingga dikatakan sebagai bencana merangkak. Kekeringan datang tidak tiba-tiba seperti banjir atau gempa bumi, tetapi timbul perlahan-lahan sehingga sangat mudah diabaikan. Tidak bisa diketahui secara pasti awal dan kapan bencana ini berakhir, tetapi semua baru sadar setelah berada di periode tengahnya. Definisi Kekeringan Kekeringan diklasifikasikan menjadi dua kekeringan alamiah dan kekeringan antropogenik. Kekeringan alamiah terjadi akibat tingkat curah hujan di bawah normal dalam satu musim, kekurangan pasokan air permukaan dan air tanah, kekurangan kandungan air di dalam tanah sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan tanaman tertentu pada periode waktu tertentu pada wilayah yang luas, pasokan komoditi ekonomi kurang dari kebutuhan normal. Kekeringan antropogenik adalah kekeringan yang disebabkan oleh ketidakpatuhan pada aturan. Kekeringan antropogenik terjadi karena kebutuhan air lebih besar dari pasokan yang direncanakan akibat ketidak-patuhan pengguna terhadap pola tanam/pola penggunaan air dan kerusakan kawasan tangkapan air, sumber air akibat perbuatan manusia. Iklim Kekeringan di Indonesia sangat berkaitan dengan fenomena ENSO El-Nino Southern Oscilation. El-Nino adalah kondisi abnormal iklim yang mengakibatkan kemarau panjang. Pengaruh El-Nino lebih kuat pada musim kemarau dibandingkan pada musim hujan. Pengaruh El-Nino pada keragaman hujan memiliki beberapa pola, yakni akhir musim kemarau mundur dari normal; awal masuk musim hujan mundur dari normal; curah hujan musim kemarau turun tajam jika dibandingkan dengan normal; deret hari kering makin panjang, khususnya di daerah Indonesia bagian timur. Tata Guna Lahan Semakin meningkatnya jumlah luas lahan pertanian yang diubah menjadi permukiman dapat mengakibatkan semakin menurunnya jumlah air resapan. Hal ini mengakibatkan aliran permukaan meningkat. Peningkatan ini menyebabkan air yang seharusnya tertampung di dalam tanah menjadi terbawa aliran permukaan sehingga terjadi kekurangan pasokan air permukaan dan air tanah. Norma Pemakaian Air Penggunaan air yang berlebihan pada waktu musim tanam di lahan pertanian pada industri dan pada rumah tangga menyebabkan menurunnya jumlah air pada waktu musim kemarau. Penyebab bencana kekeringan adalah Akibat tingkat curah hujan di bawah normal dalam satu musim, kekurangan pasokan air permukaan dan air tanah, dan kekurangan kandungan air di dalam tanah Kebutuhan air lebih besar dari pasokan yang direncanakan akibat ketidak-patuhan pengguna terhadap pola tanam/pola penggunaan air dan kerusakan kawasan tangkapan air, sumber air akibat perbuatan manusia. El-Nino yang mengakibatkan kemarau panjang. El-Nino mengakibatkan kemarau dan musim hujan mundur dari normal sehingga deret hari kering makin panjang. Tata guna lahan, banyaknya lahan pertanian menjadi perumahan mengakibatkan berkurangnya jumlah air resapan dan memperbanyak air permukaan. Air yang seharusnya tertampung di dalam tanah terbawa aliran permukaan sehingga mengurangi pasokan air tanah. Penggunaan air berlebihan pada musim tanam menyebabkan menurunya jumlah air pada musim kemarau. Masyarakat yang mengandalkan mata pencaharian dari bidang pertanian akan sangat terpengaruh oleh adanya bencana kekeringan. Hal ini disebabkan karena tanaman membutuhkan air untuk tumbuh sedangkan pada waktu terjadi kekeringan, jumlah air sedikit atau hampir tidak ada. Selain itu, suhu udara juga menjadi panas. Suhu udara yang panas dan jumlah air yang sedikit menyebabkan tanaman mengering. Akibatnya, masyarakat petani akan terpengaruh, karena pertanian membutuhkan air dalam jumlah yang besar. Terjadinya BanjirKekeringan hujan dengan intensitas tinggi Curah hujan di bawah normal kapasitas aliran airKebutuhan air lebih besar dari pasokan sampah di DASDeret hari kering makin panjang akibat El-Nino padat penduduk sepanjang aliran sungaiBanyaknya lahan resapan air yang beralih fungsi bangunan pengendali banjir yang kurang memadaiPenggunaan air berlebihan waktu musim hujan yang ditimbulkan oleh BanjirKekeringan kesehatan akibat timbulnya berbagai penyakitKekurangan pasokan air berbagai kerawanan sosialTanaman pertanian mati tingkat kesejahteraan masyarakatKesehatan masyarakat menurun lahan pertanianKekurangan air bersih sarana dan prasarana umumKekurangan bahan pangan Teks Ekspalanasi Banjir dan Kekeringan TeksPeristiwa UmumBeberapa bencana alam yang sering melanda Indonesia adalah banjir dan kekeringan. Banjir adalah peristiwa yang terjadi ketika aliran air yang berlebihan merendam daratan. Banjir biasanya terjadi pada musim hujan. Kekeringan adalah keadaan kekurangan pasokan air pada suatu daerah dalam masa yang berkepanjangan beberapa bulan hingga bertahun-tahun. Banjir dan kekeringan sama-sama memiliki dampak bagi kehidupan manusia di sekitarnya. banjir dan kekeringanBencana banjir disebabkan oleh faktor manusia dan faktor alam. Beberapa faktor penyebab banjir antara lain adalah sebagai berikut. Banjir disebabkan akibat curah hujan yang tinggi pada musim hujan Curah hujan yang sangat lebat mempunyai tetes hujan besar. Karena tetes hujan berukuran besar, pori-pori permukaan tanah akan tertutup sehingga infiltrasi air hujan sangat kecil. Sebaliknya, limpasan air hujan menjadi sangat besar. Pengurangan kapasitas aliran banjir pada sungai disebabkan oleh pengendapan yang berasal dari erosi DAS dan erosi tanggul sungai yang berlebihan dan sedimentasi di sungai itu karena tidak adanya vegetasi penutup dan adanya penggunaan lahan yang tidak tepat. Pembuangan sampah di DAS membuat sungai tersumbat sampah. Jika air melimpah, air akan keluar dari sungai karena daya tampung saluran berkurang. Kawasan padat penduduk di sepanjang sungai/drainase dapat menjadi penghambat aliran dan daya tampung sungai. Masalah kawasan kumuh dikenal sangat penting sebagai faktor sosial terhadap masalah banjir daerah perkotaan. Pemeliharaan kurang memadai pada bangunan pengendali banjir dapat menimbulkan kerusakan dan akhirnya tidak berfungsi dapat meningkatkan kuantitas banjir. Kekeringan yang sering melanda Indonesia disebabkan oleh beberapa sebab, antara lain sebagai berikut. Akibat tingkat curah hujan di bawah normal dalam satu musim, kekurangan pasokan air permukaan dan air tanah, dan kekurangan kandungan air di dalam tanah Kebutuhan air lebih besar dari pasokan yang direncanakan akibat ketidak-patuhan pengguna terhadap pola tanam/pola penggunaan air dan kerusakan kawasan tangkapan air, sumber air akibat perbuatan manusia. El-Nino yang mengakibatkan kemarau panjang. El-Nino mengakibatkan kemarau dan musim hujan mundur dari normal sehingga deret hari kering makin panjang. Tata guna lahan, banyaknya lahan pertanian menjadi perumahan mengakibatkan berkurangnya jumlah air resapan dan memperbanyak air permukaan. Air yang seharusnya tertampung di dalam tanah terbawa aliran permukaan sehingga mengurangi pasokan air tanah. Penggunaan air berlebihan pada musim tanam menyebabkan menurunya jumlah air pada musim kemarau. banjir dan kekeringanBencana alam banjir mengakibatkan kerugian yang cukup besar bagi masyarakat. Banjir yang menggenangi wilayah pemukiman tentu mencemari lingkungan shingga menimbulkan berbagai macam penyakit. Banjir juga dapat mengakibatkan kerawanan sosial seperti kelaparan dan tindak kejahatan. Banjir mengakibatkan menurunya kesejahteraan masyarakat karena selama terjadinya banjir masyarakat tidak dapat melakukan aktifitas ekonomi. Banjir juga menyebabkan lahan pertanian. Banyak lahan pertanian yang tergenang air sehingga mengakibatkan tanaman menjadi membusuk dan gagal panen. Banjir juga merusak fasilitas umum. Jalur transportasi juga terputus akibat banjir menggenangi jalan-jalan sehingga kendaraan tidak bisa lewat. Bencana alam kekeringan mengakibatkan kerugian yang cukup banyak bagi masyarakat. Kekeringan yang terjadi dapat mengakibatkan pasokan air berkurang, kekurangan pasokan air mengakibatkan kegiatan pertanian terganggu. Banyak sawah yang mengalami gagal panen akibat kekeringan. Karena suhu yang tinggi dan kekurangan air, tanaman-tanaman menjadi kering layu sedangkan hewan-hewan mati kehausan. Kekeringan sangat berpengaruh terhadap beberapa sektor ekonomi. Akibat kekeringan, tanaman-tanaman pertanian menjadi layu dan mati sehingga petani merugi. Selain itu, kekeringan juga mengakibatkan menurunya derajat kesehatan masyarakat. Akibat kekeringan banyak penyakit timbul karena kurangnya air bersih yang digunakan untuk keperluan sehari-hari. Kekeringan yang panjang mengakibatkan sedikitnya persediaan air besih sehingga masyarakat terpaksa menggunakan air kotor untuk kegiatan rumah tangga. Kekeringan mengakibatkan berkurangnya produksi bahan pangan. Kegagalan panen mengakibatkan masyarakat terancam bahaya kelaparan.
Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik 23 4. Tugas 2 Guru menjelaskan bentuk unsur kata serapan dalam teks “Siklus Hidrologi” Guru memberi contoh bentuk istilah asing dalam teks “Siklus Hidrologi” Guru menjelaskan bentuk unsur serapan dalam bahasa Indonesia dalam teks “Siklus Hidrologi”. Guru menjelaskan hubungan sebab-akibat yang dinyatakan dengan konjungsi. Guru meminta siswa menjawab pertanyaan yang ada pada Tugas 2. 5. Tugas 3 Guru menggiring siswa membandingkan teks “Siklus Hidrologi” dengan teks “Banjir”. Guru meminta siswa membaca teks “Banjir”. Guru meminta siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan teks “Banjir”. Guru meminta siswa membandingkan struktur teks “Siklus Hidrologi” dan struktur teks “Banjir”. Guru meminta siswa membaca teks “Kekeringan”. Guru meminta siswa membandingkan struktur teks “Banjir” dengan struktur teks “Kekeringan”. Guru meminta siswa menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan teks “Kekeringan”. Kerja Sama Membangun Teks Eksplanasi No. Kegiatan Guru 1. Guru membangun konteks dengan memberikan penekanan materi kegiatan 2 adalah mendalami teks eksplanasi. Tugas 1 Guru meminta siswa menganalisis isi teks eksplanasi. Guru meminta siswa mengamati teks “Penyebab Tanah Longsor” dan “Erosi”. Guru meminta siswa menjawab pertanyaan yang ada pada Tugas 1. 2. Tugas 2 Guru meminta siswa mengevaluasi teks eksplanasi. Guru meminta siswa membaca teks berjudul “Ratusan Warga di Malang Berebut Air Bersih”. Guru meminta siswa menulis kalimat yang mengandung unsur sebab akibat dalam teks. Guru meminta siswa menjawab pertanyaan yang ada pada Tugas 2. 24 Kelas XI SMAMASMKMAK 3. Tugas 3 Guru meminta siswa menginterpretasi makna teks eksplanasi. Guru menugasi siswa membaca dengan cermat teks berjudul “Lumpur Lapindo”. Guru menjelaskan hubungan sebab akibat yang terkandung dalam kalimat pada teks yang sudah dibaca. Guru meminta siswa mendiskusikan struktur teks “Lumpur lapindo”. Guru meminta siswa menjawab pertanyaan yang ada pada Tugas 3. Kerja Mandiri Membangun Teks Eksplanasi
Tugas 3 Membandingkan Teks “Siklus Hidrologi” dengan Teks “Banjir” 1 Tanah longsor, badai, dan sebagainya. 2 Membuang sampah sembarangan, penggundulan hutan, hujan dengan intensitas yang tinggi dan durasi lama pada daerah aliran sungai DAS, dll. 3 Faktor alam Intensitas hujan yang tinggi, pendangkalan sungai, penurunan tanah / dataran rendah, dll. Faktor sosial Membakar lahan untuk pemukiman, praktik ladang berpindah, eksploitasi penambangan yang besar-besaran, perubahan tata guna lahan, dll. 4 a Temperatur yang berada di bawah titik beku mengakibatkan kristal es terbentuk. Temperatur yang berada di bawah titik beku mengakibatkan Kristal es terbentuk Subjek predikator Objek b Butir-butir air terjadi karena tetesan air kecil yang timbul akibat kondensasi berbenturan dengan tetesan air lainnya dan terbawa oleh gerakan udara. Struktur 1 Butir-butir air terjadi Karena Subjek predikator Kata perangkai konjungsi sebab-akibat Struktur 2 Tetesan air kecil tiny droplet Yang timbul Akibat kondensasi Subjek predikator Kata perangkai konjungsi sebab-akibat Subjek Struktur 3 Berbenturan dengan Tetesan air lainnya Predikator Keterangan Struktur 4 Dan Terbawa oleh Gerakan udara Kata perangkai konjungsi penambahan Predikator Keterangan c Bila temperatur udara turun sampai di bawah 0° Celcius, butiran air akan berubah menjadi salju. Struktur 1 Bila temperatur Turun Sampai di bawah 0° Celsius Kata perangkai konjungsi sebab-akibat Subjek predikator Keterangan Struktur 2 Butiran air Akan berubah menjadi Salju Subjek Predikator Keterangan d Curah hujan yang sangat lebat mempunyai tetes hujan besar. Curah hujan yang sangat lebat Mempunyai Tetes hujan besar. subjek Predikator Objek e Karena tetes hujan berukuran besar, pori-pori permukaan tanah akan tertutup sehingga infiltrasi air hujan sangat kecil, sebaliknya limpasan air hujan menjadi sangat besar. Struktur 1 Karena Tetes hujan berukuran Besar Kata perangkai konjungsi sebab-akibat Subjek predikator keterangan Struktur 2 Pori-pori permukaan tanah Akan tertutup Subjek Predikator Struktur 3 sehingga Infiltrasi air hujan Sangat kecil Kata perangkai konjungsi sebab-akibat Subjek keterangan Struktur 4 Sebaliknya Limpasan air hujan menjadi Sangat besar Kata perangkai konjungsi perbandingan Subjek predikator keterangan 5 No. Struktur Teks Siklus Hidrologi Teks Banjir 1. Pernyataan Umum Ada. Di paragraf 1 Ada. Di paragraf 1 2. Sebab-akibat Ada. Di paragraf 2-4 Ada. Di paragraf 2-11 pada teks, dijelaskan sebab dari banjir, akan tetapi tidak dijelaskan akibat dari banjir 3. Simpulan Tidak ada Tidak ada 6 No. Istilah Makna 1. Fisiologi Uraian atau deskripsi tentang genesis dan evolusi bentuk lahan. 2. Drainase Lengkungan atau saluran air di permukaan atau di bawah tanah, baik yang terbentuk secara alami maupun dibuat oleh manusia. 3. Erosi Peristiwa pengikisan padatan sedimen, tanah, batuan, dan partikel lainnya. Akibat angin, air atau es. 4. Geofisik Ilmu tentang sifat alam bumi 5. Sedimentasi Suatu proses pengendapan material yang ditransport oleh media air, angin, es, atau gletser di suatu cengkungan. 6. Geometri Hidrolik Ilmu yang menerangkan Bentuk penampang atau kedalaman sifat-sifat garis, sudut, bidang,dan ruang. Dengan alat ukur 7. Infiltrasi Aliran air ke dalam tanah melalui permukaan tanah. 8 Vegetasi Kehidupan dunia tumbuh-tumbuhan atau dunia tanam-tanaman. 9. Deforestasi Kegiatan penebangan hutan atau tegakan pohon sehingga lahannya dapat dialihkan untuk penggunaan hutan. 10. Degradasi Lingkungan Penurunan kualitas lingkungan yang diakibatkan oleh kegiatan pembangunan yang dicirikan oleh tidak berfungsi secara baik komponen-komponen lingkungan sebagaimana mestinya. 7 No. Struktur Teks Banjir Teks Kekeringan 1. Penjelasan Umum Ada. Di paragraf 1 Ada. Di paragraf 1 2. Sebab-akibat Ada. Di paragraf 2-11 pada teks, dijelaskan sebab dari banjir, akan tetapi tidak dijelaskan akibat dari banjir Ada. Di paragraf 2-6 3. Kesimpulan Tidak ada Tidak ada a. Penyimpangan iklim, menyebabkan produksi uap air dan awan di sebagian Indonesia bervariasi dari kondisi sangat tinggi ke rendah atau sebaliknya. Ini semua menyebabkan penyimpangan iklim terhadap kondisi normalnya. Jumlah uap air dan awan yang rendah akan berpengaruh terhadap curah hujan, apabila curah hujan dan intensitas hujan rendah akan menyebabkan kekeringan. Gangguan keseimbangan hidrologis, kekeringan juga dipengaruhi oleh adanya gangguan hidrologis seperti 1 terjadinya degradasi Daerah Aliran Sungai DAS terutama bagian hulu mengalami alih fungsi lahan dari bervegetasi menjadi non vegetasi yang menyebabkan terganggunya sistem peresapan air tanah; 2 kerusakan hidrologis daerah tangkapan air bagian hulu menyebabkan waduk dan saluran irigasi terisi sedimen, sehingga kapasitas tampung air menurun tajam; 3 rendahnya cadangan air waduk yang disimpan pada musim penghujan akibat pendangkalan menyebabkan cadangan air musim kemarau sangat rendah sehingga memicu terjadinya kekeringan. Kekeringan agronomis, terjadi sebagai akibat kebiasaan petani memaksakan menanam padi pada musim kemarau dengan ketersediaan air yang tidak mencukupi. b. Jika lahan pertanian mengalami kekeringan, para petani akan mengalami kerugian karena tanaman yang mereka tanam akan mati dan sulit mengalami pertumbuhan. Selain itu, tanah akan menjadi kering dan sulit ditanami. c. No. Penyebab terjadinya Banjir Kekeringan 1. Tidak adanya lagi tanah resapan untuk digunakan air sebagai tempat baginya beristirahat dikala hujan turun. tidak ada lagi lahan hijau sebagai tempat resapan air tanah. akibatnya, ketika hujan tiba, tanah menjadi tergerus oleh air dan kemudian air terus meluncur tanpa adanya penghalang alami yang kemudian menyebabkan banjir. dan masih banyak lagi penyebab-penyebab banjir yang lainya. Terjadinya pergeseran daerah aliran sungai atau DAS utamanya di wilayah hulu. Hal ini membuat lahan beralih fungsi, dari vegetasi menjadi non-vegetasi. Efek dari perubahan ini aldalah sistem resapan air di atan yang menjadi kacau dan akhirnya menyebabkan kekeringan. 2. Kurangnya kesadaran masyarakat untuk melakukan penanaman kembali pada daerah / hutan hutan yang baru di tebangi. Terjadinya kerusakan hidrologis wilayah hulu sehingga waduk dan juga saluran irigasi diisi oleh sedimen. Hal ini kemudian menjadikan kapasitas dan daya tamping menjadi drop. Cadangan air yang kurang akan memicu kekeringan parah saat musim kemarau tiba. 3. Bertumpuknya sampah pada saluran air, sehingga terjadi penyumbatan pada saluran air. persoalan agronomis atau dikenal juga dengan nama kekeringan agronomis. Hal ini diakibatkan pola tanam petani di Indonesia yang memaksakan penanaman padi pada musim kemarau dan mengakibatkan cadangan air semakin tidak mencukupi. 4. Ilegal Loging Penebangan Hutan Liar No. Akibat yang ditimbulkan oleh Banjir Kekeringan 1. Menimbulkan korban jiwa, Menimbulkan bibit penyakit dan Hilangnya harta benda. makhluk hidup akan kekurangan air sehingga dapat menyebabkan dehidrasi bahkan kematian 2. Rusaknya sarana dan prasarana Banyaknya Tanaman yang mati. d. Kekeringan Kekeringan adalah keadaan kekurangan pasokan air pada suatu daerah dalam masa yang berkepanjangan beberapa bulan hingga bertahun-tahun.Kekeringan umumnya diperparah penyebab lainnya antara lain Terjadinya pergeseran daerah aliran sungai atau DAS utamanya di wilayah hulu. Hal ini membuat lahan beralih fungsi, dari vegetasi menjadi non-vegetasi. Efek dari perubahan ini aldalah sistem resapan air di atan yang menjadi kacau dan akhirnya menyebabkan kekeringan, Terjadinya kerusakan hidrologis wilayah hulu sehingga waduk dan juga saluran irigasi diisi oleh sedimen. Hal ini kemudian menjadikan kapasitas dan daya tamping menjadi drop. Cadangan air yang kurang akan memicu kekeringan parah saat musim kemarau tiba,dan Penyebab kekeringan di Indonesia lainnya adalah persoalan agronomis atau dikenal juga dengan nama kekeringan agronomis. Hal ini diakibatkan pola tanam petani di Indonesia yang memaksakan penanaman padi pada musim kemarau dan mengakibatkan cadangan air semakin tidak mencukupi. Banjir Banjir adalah dimana suatu daerah dalam keadaan tergenang oleh air dalam jumlah yang begitu besar. peristiwa yang terjadi ketika aliran air yang berlebihan merendam daratan. Banjir umumnya diperparah penyebab lainnya antara lain Curah hujan tinggi, Permukaan tanah lebih rendah dibandingkan muka air laut, Terletak pada suatu cekungan yang dikelilingi perbukitan dengan pengaliran air keiuar sempit, Banyak pemukiman yang dibangun pada dataran sepanjang sungai, Aliran sungai tidak lancar akibat banyaknya sampah serta bangunan di pinggir sungai, Kurangnya tutupan lahan di daerah hulu sungai, Hutan gundul akibat penebangan hutan secara liar. Dampak atau akibat banjir antara lain sebagai berikut Rusaknya sarana dan prasarana. Air yang menggenang memasuki partikel pada dinding bangunan, apabila dinding tidak mampu menahan kandungan air maka dinding akan mengalami retak dan akhirnya jebol, Hilangnya harta benda. Banjir dalam aliran skala besar mampu menyeret apapun yang dilaluinya termasuk harta benda. Seperti kursi, kasur, meja, pakaian, dan lain sebagainya, Menimbulkan korban jiwa. Hal ini disebabkan karena arus air terlalu deras sehingga banyak penduduk yang hanyut terbawa arus, Menimbulkan bibit penyakit. Penyakit yang dapat ditimbulkan misalnya gatal-gatal. Air banjir banyak membawa kuman sehingga penyebaran penyakit sangat besar, dan Rusaknya areal pertanian. Banjir mampu menenggelamkan areal sawah. Tentu saja hal ini sangat merugikan para petani dan kondisi perekonomian negara menjadi terganggu.
Akses penyebrangan ke luar dari Padukuhan Kedungwanglu tak dapat dilalui karena banjir. KH WONOSARI, KH,– Ada banyak orang berpendapat, Gunungkidul itu nggak mungkin terlanda banjir. “Ora masuk akal kui! Yen Gunungkidul wae kebanjiran, mengko teneh kutha Ngayogyakarta iso klelep“. Demikian ujaran yang sering terdengar di berbagai obrolan. Ada lagi obrolan yang demikian, “Gunungkidul itu Jogja lantai dua. Tempatnya lebih tinggi, gak mungkin ada banjir!” Apa iya, wilayah Gunungkidul karena wilayahnya berbukit-bukit, dan elevasinya lebih tinggi lantas tidak mungkin dilanda banjir? Boleh-boleh saja berpendapat demikian, dan tidak ada yang bakal melarang argumentasi diyakini sampai mati. Dalam beberapa tahun terakhir, sudah tampak tanda-tanda semakin sering terjadi genangan air hujan yang melimpas keluar tak tertampung di badan sungai. Airnya melimpas menggenangi permukiman rendah di bantaran sungai. Air hujan juga tak seperti jaman dulu lagi yang cepat beringsut dari permukaan tanah, entah di pekarangan, di lapangan, atau di jalan raya. Sebenarnya ada apa dengan gejala banjir ini? Apa iya saat ini air hujan yang membasahi bumi lebih tinggi intensitasnya? Apakah doa-doa permohonan dalam setiap upacara bersih kali atau merti dusun/desa sudah tidak mujarab dan tidak diijabahi Sang Pencipta lagi? Sebenarnya, adakah faktor-faktor lain yang menjadi penyebab banjir karena ketelodoran manusia? Semenisasi, betonisasi, aspalisasi yang tak menghiraukan aspek-aspek keseimbangan alam kah? Bagi orang-orang yang tinggal di wilayah pegunungan karst ini semenjak dulu kala, air sesungguhnya menjadi sesuatu yang sangat sangat dihargai. Air adalah sumber kehidupan. Sungai permukaan tanah yang terbesar dan terpanjang di Gunungkidul dinamai Sungai Oya, berasal dari Toya, berarti air itu sendiri. Air menjadi media pencuci dan pembersih untuk aneka hal, mulai bahan pangan, pakaian, hewan ternak, maupun badan manusia sendiri. Air menjadi “barang suci”, dalam tradisi keagamaan manapun, ada unsur air sebagai pen-suci diri. Air untuk wudhu, air untuk baptisan, air pensuci raga dan pikiran yang ditaburkan para brahmana atau pandita sewaktu upacara. Lantas, apakah air hujan yang bertransformasi menjadi banjir yang terkadang memporakporandakan rumah, jembatan, jalan, dan aneka bangunan itu sesungguhnya juga menjadi “pencuci” atau “pembersih” aneka kedurhakaan pikiran, perkataan dan perbuatan manusia? Ini menjadi bagian para pemuka agama, penghayat ketuhanan, dan ahli filsafat untuk mengungkapkannya. Jelas, secara ilmu pengetahuan, unsur air di manapun senantiasa sama. H20, ada unsur hidrogren dan oksigen. Unsur-unsur yang sangat menunjang kehidupan manusia. Air dalam bentuk butiran hujan, limpasan banjir di sungai, air tersimpan di gentong, air di bak penampungan, air genangan di halaman rumah atau jalan raya, semua tetap mengandung unsur yang sama. Yang berbeda adalah, adanya senyawa atau material yang ikut terbawa dari mana dan ke mana air itu mengalir. Sesungguhnya, dari manakah air itu berasal? Mari, kembali membuka kembali pelajaran dasar, dengan apa yang disebut sebagai Siklus Hidrologi. Ketersediaan air di daratan bumi dapat tetap terjaga karena adanya hujan. Hujan dapat tercipta karena adanya suatu mekanisme alam yang berlangsung secara siklus dan terus menerus. Dalam pengaturan penyebaran air di daratan bumi, mekanisme alam yang dimaksud tersebut dikenal dengan istilah siklus hidrologi atau siklus air. Pengertian Siklus Hidrologi Siklus hidrologi adalah suatu siklus atau sirkulasi air dari bumi ke atmosfer dan kembali lagi ke bumi yang berlangsung secara terus menerus. Siklus hidrologi memegang peran penting bagi kelangsungan hidup organisme bumi. Melalui siklus ini, ketersediaan air di daratan bumi dapat tetap terjaga, mengingat teraturnya suhu lingkungan, cuaca, hujan, dan keseimbangan ekosistem bumi dapat tercipta karena proses siklus hidrologi ini. Gambar berikut menjelaskan siklus hidrologi. Disebut siklus adalah karena proses berupa mata-rantai kejadian yang berulang dan terus-menerus terjadi. Siklus hidrologi, daur atau rantai perubahan air. Dok Proses Terjadinya Siklus Hidrologi Dalam siklus hidrologi, air melalui beberapa tahapan seperti dijelaskan gambar di atas. Tahapan proses terjadinya siklus hidrologi tersebut antara lain evaporasi, transpirasi, evapotranspirasi, sublimasi, kondensasi, adveksi, presipitasi, run off, dan infiltrasi. Berikut ini adalah penjelasan dari masing-masing tahapan siklus tersebut. Evaporasi Siklus hidrologi diawali oleh terjadinya penguapan air yang ada di permukaan bumi. Air-air yang tertampung di badan air seperti danau, sungai, laut, sawah, bendungan atau waduk berubah menjadi uap air karena adanya panas matahari. Penguapan serupa juga terjadi pada air yang terdapat di permukaan tanah. Penguapan semacam ini disebut dengan istilah evaporasi. Evaporasi mengubah air berwujud cair menjadi air yang berwujud gas sehingga memungkinkan ia untuk naik ke atas atmosfer bumi. Semakin tinggi panas matahari misalnya saat musim kemarau, jumlah air yang menjadi uap air dan naik ke atmosfer bumi juga akan semakin besar. Transpirasi Penguapan air di permukaan bumi bukan hanya terjadi di badan air dan tanah. Penguapan air juga dapat berlangsung di jaringan mahluk hidup, seperti hewan dan tumbuhan. Penguapan semacam ini dikenal dengan istilah transpirasi. Sama seperti evaporasi, transpirasi juga mengubah air yang berwujud cair dalam jaringan mahluk hidup menjadi uap air dan membawanya naik ke atas menuju atmosfer. Akan tetapi, jumlah air yang menjadi uap melalui proses transpirasi umumnya jauh lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah uap air yang dihasilkan melalui proses evaporasi. Evapotranspirasi Evapotranspirasi adalah penguapan air keseluruhan yang terjadi di seluruh permukaan bumi, baik yang terjadi pada badan air dan tanah, maupun pada jaringan mahluk hidup. Evapotranspirasi merupakan gabungan antara evaporasi dan transpirasi. Dalam siklus hidrologi, laju evapotranspirasi ini sangat mempengaruhi jumlah uap air yang terangkut ke atas permukaan atmosfer. Sublimasi Selain lewat penguapan, baik itu melalui proses evaporasi, transpirasi, maupun evapotranspirasi, naiknya uap air dari permukaan bumi ke atas atmosfer bumi juga dipengaruhi oleh proses sublimasi. Sublimasi adalah proses perubahan es di kutub atau di puncak gunung menjadi uap air tanpa melalui fase cair terlebih dahulu. Meski sedikit, sublimasi juga tetap berkontribusi terhadap jumlah uap air yang terangkut ke atas atmosfer bumi melalui siklus hidrologi panjang. Akan tetapi, dibanding melalui proses penguapan, proses sublimasi dikatakan berjalan sangat lambat. Kondensasi Ketika uap air yang dihasilkan melalui proses evaporasi, transpirasi, evapotranspirasi, dan proses sublimasi naik hingga mencapai suatu titik ketinggian tertentu, uap air tersebut akan berubah menjadi partikel-partikel es berukuran sangat kecil melalui proses kondensasi. Perubahan wujud uap air menjadi es tersebut terjadi karena pengaruh suhu udara yang sangat rendah di titik ketinggian tersebut. Partikel-partikel es yang terbentuk akan saling mendekati dan bersatu satu sama lain sehingga membentuk awan. Semakin banyak partikel es yang bergabung, awan yang terbentuk juga akan semakin tebal dan hitam. Adveksi Awan yang terbentuk dari proses kondensasi selanjutnya akan mengalami adveksi. Adveksi adalah proses perpindahan awan dari satu titik ke titik lain dalam satu horizontal akibat arus angin atau perbedaan tekanan udara. Adveksi memungkinkan awan akan menyebar dan berpindah dari atmosfer lautan menuju atmosfer daratan. Perlu diketahui bahwa, tahapan adveksi tidak terjadi pada siklus hidrologi pendek. Presipitasi Awan yang mengalami adveksi selanjutnya akan mengalami proses presipitasi. Proses prepitasi adalah proses mencairnya awan akibat pengaruh suhu udara yang tinggi. Pada proses inilah hujan terjadi. Butiran-butiran air jatuh dan membasahi permukaan bumi. Apabila suhu udara di sekitar awan terlalu rendah hingga berkisar < 0 derajat Celcius, presipitasi memungkinkan terjadinya hujan salju. Awan yang mengandung banyak air akan turun ke litosfer dalam bentuk butiran salju tipis seperti yang dapat kita temui di daerah beriklim sub tropis. Run Off Setelah presipitasi terjadi sehingga air hujan jatuh ke permukaan bumi, proses run off pun terjadi. Run off atau limpasan adalah suatu proses pergerakan air dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah di permukaan bumi. Pergerakan air tersebut misalnya terjadi melalui saluran-saluran seperti saluran got, sungai, danau, muara, laut, hingga samudra. Dalam proses ini, air yang telah melalui siklus hidrologi akan kembali menuju lapisan hidrosfer. Nah, di bagian run-off terjemahan bebasnya air yang berlarian bebas di permukaan tanah inilah aspek genangan permukaan tanah yang menjadi banjir itu terjadi. Ketika lapisan tanah telah jenuh air, maka aliran air di permukaan tanah menjadi genangan. Genangan akan menjadi semakin besar manakala alirannya tidak mampu lagi tertampung mulai dari selokan atau got sekitar rumah, selokan di pinggir jalan, saluran anak sungai, sampai dengan badan sungai-sungai besar. Ketika permukaan tanah hampir sebagian besar diperkeras entah dengan plesteran semen, diubin, diaspal, dicor beton, sampai dengan tutupan lahan dengan permukiman yang padat, maka hal ini juga menjadi penyebab run-off ini menjadi semakin besar. Mengapa? Karena sulitnya air hujan masuk meresap dalam pori-pori tanah karena tertutupnya permukaan dengan semen, ubin, aspal cor beton, termasuk atap-atap rumah. Sesungguhnya sudah ada contoh nyata, bagaimana para warga kuno terdahulu itu bijak menabung run-off atau air yang mengalir bebas di permukaan tanah. Dengan cara bagaimana? Dengan membuat ledokan-ledokan memanjang pada lahan pertanian tadah hujan. Dengan membuat blumbang atau kolam di pekarangan rumah. Dengan membuat bak tandon air dari aliran teritisan rumah, dengan pemanfaatan telaga-telaga besar yang tersebar di penjuru Gunungkidul sebagai tandon air yang dimanfaatkan secara komunal. Upaya ini sesungguhnya merupakan praktek riil manajemen sumber daya air masyarakat yang telah diwariskan secara turun-temurun. Sayangnya, kemajuan jaman dan gengsi modernitas membuat pemanfaatan sumber daya air melalui telaga di wilayah Gunungkidul dicap sebagai sebuah tanda “ke-ndeso-an”, tanda “ketertinggalan” atau bahkan tanda “kebodohan”. Kalau belum muter kran PDAM di rumah itu dianggap belum berkemajuan. Warga dibuat lingsem atau malu ketika diolok-olok ndesit banget karena masih mandi di telaga, masak air dari telaga. Fenomena yang nge-trend saat ini adalah pembangunan embung-embung di puncak-puncak bukit. Apa beda kolam tampungan air bikinan bikinan jaman modern ini dengan ratusan telaga-telaga alamiah yang tersebar di wilayah Gunungkidul? Barangkali kelebihan telaga-telaga modern di puncak-puncak bukit tadi adalah pada gebyar pariwisatanya yang konon indah untuk potret-memotret, sementara dilihat dari fungsi dasarnya sebagai kolam tampungan air hujan belum optimal pemanfaatannya. Infiltrasi Tidak semua air hujan yang terbentuk setelah proses presipitasi akan mengalir di permukaan bumi melalui proses run off. Sebagian kecil di antaranya akan bergerak ke dalam pori-pori tanah, merembes, dan terakumulasi menjadi air tanah. Proses pergerakan air ke dalam pori tanah ini disebut proses infiltrasi. Proses infiltrasi akan secara lambat membawa air tanah kembali ke laut. Nah, setelah melalui proses run off dan infiltrasi, air yang telah mengalami siklus hidrologi tersebut akan kembali berkumpul di lautan. Air tersebut secara berangsur-angsur akan kembali mengalami siklus hidrologi selanjutnya dengan di awali oleh proses evaporasi. Aneka Macam Siklus Hidrologi Berdasarkan panjang pendeknya proses yang di alaminya siklus hidrologi dapat dibedakan menjadi 3 macam. Macam macam siklus hidrologi tersebut yaitu siklus hidrologi pendek, siklus hidrologi sedang, dan siklus hidrologi panjang. Siklus Hidrologi Pendek Siklus hidrologi pendek adalah siklus hidrologi yang tidak melalui proses adveksi. Uap air yang terbentuk melalui siklus ini akan diturunkan melalui hujan di daerah sekitar laut. Berikut penjelasan singkat dari siklus hidrologi pendek ini Air laut mengalami proses evaporasi dan berubah menjadi uap air akibat adanya panas matahari. Uap air akan mengalami kondensasi dan membentuk awan. Awan yang terbentuk akan menjadi hujan di permukaan laut. 2. Siklus Hidrologi Sedang Siklus hidrologi sedang adalah siklus hidrologi yang umum terjadi di Indonesia. Siklus hidrologi ini menghasilkan hujan di daratan karena proses adveksi membawa awan yang terbentuk ke atas daratan. Berikut penjelasan singkat dari siklus hidrologi sedang ini Air laut mengalami proses evaporasi dan berubah menjadi uap air akibat adanya panas matahari. Uap air mengalami adveksi karena angin sehingga bergerak menuju daratan. Di atmosfer daratan, uap air membentuk awan dan berubah menjadi hujan. Air hujan di permukaan daratan akan mengalami run off menuju sungai dan kembali ke laut. 3. Siklus Hidrologi Panjang Siklus hidrologi panjang adalah siklus hidrologi yang umumnya terjadi di daerah beriklim subtropis atau daerah pegunungan. Dalam siklus hidrologi ini, awan tidak langsung diubah menjadi air, melainkan terlebih dahulu turun sebagai salju dan membentuk gletser. Berikut penjelasan singkat dari siklus hidrologi panjang ini Air laut mengalami proses evaporasi dan berubah menjadi uap air akibat adanya panas matahari. Uap air yang terbentuk kemudian mengalami sublimasi Awan yang mengandung kristal es kemudian terbentuk. Awan mengalami proses adveksi dan bergerak ke daratan Awan mengalami presipitasi dan turun sebagai salju. Salju terakumulasi menjadi gletser. Gletser mencair karena pengaruh suhu udara dan membentuk aliran sungai. Air yang berasal dari gletser mengalir di sungai untuk menuju laut kembali. Itulah penjelasan penting tentang siklus hidrologi, proses dan tahapan, serta macam-macamnya. Air terus menjalani “rantai kehidupannya” secara alamiah. Air terus menjalani siklusnya, ia sesunggunya terus menjalani daur hidupnya, tak peduli apakah baik atau jahat perlakuan mausia yang dilakukan terhadap air itu sendiri. Karena itu, adanya gejala banjir atau bencana banjir yang telah melanda, sesungguhnya menjadi pertanda agar manusia menelisik diri apa saja yang sudah dilakukan terhadap alam lingkungan tempat tinggalnya. Merawatkah? Atau justru secara rakus dan tamak memperkosa alam lingkungannya? —- Penulis S Yanto. Referensi lanjut Komentar Komentar
membandingkan teks siklus hidrologi dengan teks banjir